Seakan dunia ramah pada mereka
Seolah tak ada duka yang menyapa
Bagai orang kaya saja adanya
Mereka bersenda gurau
Di malam hari yang yang penuh dengan nyamuk lalu lalang
Aku hanya menatap dengan nanar
Perut melilit menunggu nasi datang
Sebutir nasi pun sangat berharga
Bagi seorang tak berpunya
Melihat banyak orang membuang harta
Menyisakan banyak makanan yang terbuang percuma
Perut merintih tak tertahankan
Duit hanya tersisa recehan
Jangankan untuk membeli makanan
Untuk membeli segelas air mineral pun tak cukup
Aku berjalan dalam sepi malam
Melangkah gontai menanti kucuran makanan ke perut ini
Sudah jam sebelas malam
Apa yang bisa jadi pengganjal perut?
Sebutir nasi pun jadi terlihat berharga
Yang sebelumnya dianggap hanya aksesori pelengkap belaka
Di waktu usai makan dulu
Sekarang
Sebutir nasi jadi sangat bernilai
Bagi perut yang kosong melompong ini