Salah satu contoh penerapan akad istisna dalam bisnis adalah dalam industri konstruksi. Dalam skema ini, pemesan (biasanya pemerintah atau pengembang properti) memesan barang seperti bangunan, jembatan, atau jalan dari produsen atau kontraktor. Berbeda dengan transaksi jual beli konvensional di mana barang sudah ada saat transaksi terjadi, akad istisna memungkinkan pemesan untuk memesan barang yang belum dibangun atau diproduksi.
Dengan menggunakan akad istisna, pemesan dapat merencanakan dan membangun infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sementara produsen atau kontraktor memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendapatan dari proyek tersebut. Ini merupakan contoh bagaimana akad istisna memfasilitasi kemitraan antara berbagai pihak dalam menciptakan nilai tambah bagi masyarakat.
Selain itu, akad istisna juga telah digunakan dalam industri manufaktur untuk memproduksi barang-barang tertentu sesuai dengan spesifikasi tertentu. Misalnya, sebuah perusahaan dapat menggunakan akad istisna untuk memesan mesin-mesin khusus yang dibutuhkan dalam proses produksinya. Dengan demikian, akad istisna memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan produksi mereka tanpa harus membeli mesin tersebut secara langsung.