Mahasiswa itu mengaku merasa aneh karena dari sekian banyak orang yang ada hanya dia sendiri yang disuruh turun dari mobil,ia hanya bisa pasrah dan turun mengikuti aparat, kemudian ia di bawa oleh dua aparat keamanan mesir untuk di introgasi sedangkan aparat yang lain menggeledak tas yang ia bawa.Sebelum mahasiswa ini turun dari mobil tersebut salah satu penumpang yg berada tepat disampingnya langsung berkata.”tawakkal Alallah”.
Mahasiswa tersebut dibawa ke markas,salah satu diantara mereka langsung bertanya “kamu Tunisia”.? “Bukan.saya dari Indonesia”.Jawab mahasiswa tersebut ketakutan,tanpa alasan yang jelas tiba-tiba salah satu di antara mereka menendang dari arah belakang kemudian ia juga ditampar sebanyak dua kali.ia ditahan kurang lebih satu jam kemudian disuruh pergi,dan untungnya mobil yang ia tumpangi masih menunggu di depan markas.Mahasiswa tersebut saat ditemui di tempat tinggalnya masih dalam keadaan shock,badannya panas dan gemetar karena trauma.
Masih banyak lagi WNI yang menjadi korban atas kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan mesir maupun masyarakat setempat,salah satu diantaranya adalah Rahmat fadhli mahsiswa asal riau ini di todong dengan pistol oleh sopir taksi,ai digeledah dan diambil uangnya saat perjalan dari hay tamin menuju awal makram,kejadiannya pukul 6.00 sore wk sebelum jam sweeping,dan masih banyak kasus-kasus yang mengindikasikan bahwa kehadiran WNI sudah tidak diinginkan lagi di sini. Ini mengisyaratkan bahwasanya WNI dan orang asing dalam bahaya dan akan terjadi sesuatu yang besar diluar prediksi oknum.
Terakhir kami berharap kepada masyarakat indonesia agar menghentikan segala bentuk aksi,baik itu aksi solidaritas ataupun statements yang menyinggung situasi politik di mesir agar segara dihentikan,karena berdampak buruk terhadap keamanan dan keselamatan WNI di kairo.