Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Mentawai - Merapi

28 Oktober 2010   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 45 0
Hari ini Lara menjatuhkan ibu hidup-hidup
mencabut kebahagiaan dari rasa pertiwi
hingga tak setetespun aku merasa, ibu pernah bersukacita

Kini, aku dan kedukaan sperti tak ada bedanya
aku dan perkabungan seakan tak pernah terpisah
inilah akhir dari semua rasa yg menyenangkan yang terus berlanjut.

Ah Tuhan, jika saja aku disini, di tempat ini hari-hari kemarin
mungkinkah aku akan ikut terbawa arus yg membahana?
mungkinkah aku akan ikut dikelupas debu - debu panas itu?

" Haaaii .......................!!! jiwa yang terapung "
" Haaaii .......................!!! jiwa yang menghilang "
" Haaaii .......................!!! jiwa yang melayang "

Seandaiya kita lebih memahami cinta akan Allah
dan lebih dekat sedekat-dekatnya....
aku pastikan rela bersujud hingga wajah tertanam ditanah
dan jantung kuserahkan untuk berhenti berdetak
asal semua ini urung terjadi...., lihat, merapiku memanas - mentawaiku bergelombang !!!

" Tuhan, bisakah hari ini aku hanya bermimpi ? "
" mungkinkah hari ini adalah kebohongan ? "
" karena aku tak akan pernah bisa menterjemahkan segalanya ini "
" sebab detik ini, hidupku seakan-akan telah mati "

" Tuhan !! maafkan aku jika teriakan ku melukai perasaanMu"
" dan pekikan ini mengecewakan hati Mu....!! "
" tapi aku terluka melihat semua jasad berserak sperti pasir "
" dan tubuh tanpa jiwa terbujur kaku seperti seonggok daging tak berarti "

Oh Tuhan, jika ada "Ampunan" yg lebih besar dari apa yg pernah tertulis,
dan apa yang pernah disabdakan dalam setiap Firman-Firman Mu,
kumohon, hadirkanlah itu kali ini .....
agar setiap jiwa yg Kau panggill dalam debu panas & gelombang, dapat tenang dihadapanMu.

"atas nama Tuhan hatiku, aku remuk seremuk-remuknya !!

ah, Hari ini Lara menjatuhkan ibu hidup-hidup
mencabut kebahagiaan dari rasa pertiwi
hingga tak setetespun aku merasa, ibu pernah bersukacita

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun