Mulanya, telur asin yang dijual oleh bu har mengalami penurunan pembeli dan merupakan efek dari pandemi covid-19. Banyak sekali telur asin yang tidak terjual hingga dibagikan kepada kerabat maupun tetangga. Hal ini membuat kerugian hingga jutaan rupiah yang didapat bu har. Kemudian, bu har mulai melakukan uji coba pembuatan kerupuk yang berbahan dasar utama telur asin kemudian dicampur dengan bawang putih dan tepung tapioka. Uji coba pembuatan kerupuk ini menghabiskan banyak sekali biaya dan tenaga. Namun, bu har tidak putus harapan begitu saja, "intinya mencoba, mencoba dan mencoba", ujar bu har. Siapa sangka, perjuangan bu har membuahkan hasil yang sangat marvelous.
Nah, disini bu har mulai melakukan pemasaran produk melalui warung-warung kecil disekitar tempat tinggal bu har,memang mendapat beberapa orderan saja dan paling banyak 12 pesanan setiap harinya. Tidak sampai disitu, bu har melakukan pemasaran lewat media online yang sangat menguntungkan lebih banyak orderan dari yang sebelumnya. "Alhamdulillah mbak, dipasarkan lewat online shop membuat krupsin banyak dikenali masyarakat luar kota Surabaya. Salah satunya orderan dari banyuwangi", lanjut bu har. Kini, omset harian bu har mencapai ratusan ribu disetiap harinya.(halima)