Pada bidang teknologi komunikasi dan informasi, pengguna atau user tentu merupakan unsur yang tidak bisa lepas dari pembahasan, karena merekalah yang mengoperasikan perangkat teknologi tersebut. Dari hal itu, ada sebuah fenomena yang menurut penulis cukup menyita perhatian. Fenomena tersebut adalah "Netizen/Warganet".
Menurut KBBI, Netizen atau Warganet berarti pengguna aktif internet/media sosial.
Fenomena Netizen Indonesia ini bisa kita lihat dari beberapa even internasional yang pernah diikuti Indonesia, seperti hilangnya akun Instagram pemain Thailand Jonathan Khemdee pasca pertandingan Indonesia U23 VS Thailand U23 di Sea Games Vietnam 2021 lalu, kemudian akun Instagram BWF diserbu Netizen Indonesia karena mendepak tim bulu tangkis Indonesia dari kejuaraan All England, yang berbuntut permohonan maaf resmi BWF, ada juga pebalap MotoGP Aleix Espargaro, yang berhasil menggaet 1 juta pengikut dalam dua hari setelah mengajak netizen Indonesia untuk memfollownya. Masih banyak lagi sederet aktivitas Netizen lainnya yang sempat menyita perhatian dunia.
Sebenarnya, fenomena Netizen Indonesia ini telah menyita perhatian dunia. Microsoft melalui survey Digital Civility Index telah merilis, kesopanan Netizen Indonesia berada di peringkat bawah Se-Asia Tenggara. Setelah rilis itu dikeluarkan, kembali Warganet menyerbu akun Instagram Microsoft yang berbuntut pada ditutupnya kolom komentar.
Menurut penulis, fenomena-fenomena diatas sudah cukup membuktikan bahwa Indonesia layak menyabet gelar "Negara Super Power Netizen".
Fenomena Netizen Indonesia ini sebenarnya bisa dilihat dari dua sisi. Tidak etis rasanya jika kita hanya menilai dari sudut pandang yang menyudutkan saja, akan tetapi coba untuk melihat dari sudut pandang keuntungannya.
Hal ini pernah disebutkan oleh Pakar Komunikasi Digital, Firman Kurniawan. Dikutip dari CNN Indonesia, ia mengatakan apabila yang dibela kelompok Netizen ini adalah kepentingan Indonesia yang diperlakukan tidak adil, maka akan bernilai positif. Namun ia mengatakan caci maki bukanlah cara yang bisa dibenarkan.
Jika cara impelementasi gagasan Netizen bisa diarahkan dengan cara yang tepat, maka ini akan menjadi kekuatan baru Indonesia dalam mencapai kepentingan sosial, politik, dan ekonomi. Sehingga SDM yang ada tersebut bisa saja menjelma menjadi kekuatan "Super Power" yang disegani dunia.
Bayangkan, apabila pengguna internet aktif di Indonesia yang kuantitasnya mencapai 202 juta ini terarahkan dengan baik, bukan tidak mungkin Netizen akan menjelma jadi jutaan pasukan baru yang siap menjaga kedaulatan NKRI.
Tak saja berkaitan dengan isu Internasional, Netizen juga mesti konsisten menyampaikan gagasannya terhadap isu-isu strategis nasional. Karena NKRI tidak hanya berpotensi terganggu oleh pihak luar, akan tetapi juga dari dalam negeri.
Kasus hilangnya akun Instagram Jonathan Khemdee Timnas Thailand U23, permohonan maaf BWF atas Insiden didepaknya Indonesia dari turnament All England, Followers pebalap Moto GP Paul Espagaro yang meningkat drastis dalam dua hari, itu semua sebagai bukti nyata bahwa Netizen Indonesia merupakan kekuatan baru dalam menyampaikan aspirasi.
Semoga Netizen tetap konsisten menyuarakan aspirasi terhadap isu-isu hangat yang sedang menimpa negeri ini. Tidak hanya di Internasional saja, tapi juga isu strategis Nasional. Tentunya dengan cara yang bijak, agar kita menjadi kekuatan "Super Power" yang disegani dunia