Bila semua aktivitas di muka bumi ini memiliki "hari" spesial, maka rasanya 365 hari tidak cukup. Kita semua sudah umum merayakan Hari Ibu, bahkan Hari Anak pun barangkali sudah. Dan rasanya Hari Bapak pernah saya ingat dirayakan dalam sebuah acara. Tentu akan menjadi adil bila ada nanti Hari Mertua, Hari Menantu, Hari Keponakan, Hari Anak Tiri, Hari Anak Angkat, dan sebagainya, dan seterusnya...
Ada satu hari di Bulan Februari yang sejak dulu sudah dirayakan sebagai Hari Kasih Sayang atau Valentine Day. Dan di negeri kita, akhir-akhir ini perayaan ini menjadi kontroversi karena ada yang mempermasalahkannya, dengan alasan tidak sesuai dengan ajaran agama.
Dan bukan hanya lantaran tidak sesuai dengan ajaran agama maka Valentine Day diharamkan di sini, namun terlebih aktivitas yang mengikutinya. Misalnya, ada yang mengatakan kalau pada hari itu banyak gadis yang menyerahkan "keperawanannya" kepada kekasih sebagai bukti kasih sayang. Bahkan ada pula yang katanya merayakannya dengan "free seks".
Semua memang masih perlu dipertanyakan, apakah sejauh itu dampak yang timbul oleh hari tersebut? Padahal di lingkungan saya sendiri, hari tersebut justru menjadi hiburan sesaat, dengan misalnya saling memberikan cokelat, kembang, dan sekarang ucapan lewat FB, SMS dan lain-lain. Bahkan menjadi ajang canda ria yang sangat menghibur. Terserahlah bila ada oknum yang menyalahkannya dengan perbuatan yang tidak benar. Namun yang namanya perbuatan dosa toh tidak hanya di hari Valentine. Hari ulang tahun seseorang pun bisa menjadi momen yang berkesan untuk menyerahkan mahkota kepada sang tercinta.
Maka, tentu tidak ada manfaatnya mengutuki dan mengecam Hari Valentine. Justru manfaatkanlah hari ini untuk menunjukkan kasih dan kepedulian terhadap sesama. Misalnya mengunjungi Panti jompo, panti asuhan, menyapa tetangga yang belum pernah bertegur sapa, dan masih banyak aktivitas yang perlu untuk memperindah relasi kemanusiaan. Merayakan Hari Kasih Sayang dengan melakukan perbuatan yang mengasihi dan menyayangi sesama umat manusia, tentu akan lebih diridhoi Tuhan Yang Pengasih, ketimbang meributkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu diributkan atau dikhawatirkan.