Tanda-tanda bencana ekonomi akan terjadi di 2016 tersirat jelas dalam pidato penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan tahun 2016 yang dibacakan oleh Presiden Joko Widodo. Target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen sungguh tidak realistis, kemungkinan
margin of error-nya plus-minus 5 persen juga kelihatannya. Seperti APBN 2015, RAPBN 2016 tidak ramah terhadap dunia usaha, ini terlihat dari pajak yang ekspansif. Sifat anti bisnis pemerintah Jokowi, terlihat dari gencarnya menarik pajak, penyitaan dan penyanderaan obyek pajak, membuat pengusaha takut melakukan proyek baru. Tetapi yang utama adalah, pengusaha dan investor pesimis melihat masa depan usaha di Indonesia, terutama menghadapi gejala inflasi yang tidak terkendali.
KEMBALI KE ARTIKEL