sumber gambar; http://rantauanlombokmenulis.blogspot.com
**********
Hidup adalah sebuah dramatisir Tuhan yang begitu indah, penuh dengan makna serta ujian yang penuh dengan kegelian yang membuat orang tertawa dan terbunuh oleh tawanya sendiri. Hidup bagaikan sebuah keinginan selalu berubah-ubah, baik itu disadari maupun tidak disadari, bagaikan drama pada sebuah film, tak selamanya pemain utama bisa bermain dengan eksis namun membutuhkan pemain pengganti yang mungkin jauh lebih hebat atau semakin buruk. Menurut anda apakah hidup ini nyata? Kalaupun nyata, kenapa manusia tidak hidup abadi?
Hidup memang membutuhkan kesabaran yang penuh terhadap permainan dunia, tanpa rasa sabar maka terkadang anda akan terjerumus kejalan yang sesat, jalan yang mungkin membuat anda menjadi hebat namun menjadi pecundang ketika kembali pada kehidupan yang hakiki. Orang bilang “jujur adalah hal yang mudah diucapkan namun sulit dilakukan dalam menjalani hidup” sehingga “orang terkadang jauh berbeda dari perkataan dengan ucapannya”.
(J) Jargon
Jargon adalah sebuah bahasa istilah yang digunakan oleh kelompok khusus atau profesi, penggunaan kata ini pun menjadi sebuah kata yang efektif dan efisien dalam berkomunikasi yang digunakan oleh para ahli atau semacamnya. Misalnya jargon para mahasiswa dewasa ini “hidup mahasiswa, hidup rakyat”.sebuah kata-kata singkat namun memiliki arti yang luas atau universal, yang kemudian digunakan oleh seluruh mahasiswa ketia turun aksi atau demo.
Namun dalam hal ini, jargon hidup yang saya maksud adalah identitas diri yang mencakup tentang hubungan dengan Allah, hubungan dengan manusia dan hubungan dengan alam. Tiga komponen penting dalam menjalani hidup yang harus kita pahami sehingga akan menghasilkan kepribadian diri yang darmawan, tidak sombong dan selalu jujur dalam menjalani hidup. Sehingga hidup ini lebih indah dan berharga untuk dilewati dengan sisa umur yang ada.
“disaat orang jujur dijatuhkan kedalam jurang yang dalam, para pembohong tidak akan pernah tahu dibalik jurang yang dalam itu terdapat kenikmatan yang abadi”
(U) Ujian
Manusia hidup dimuka bumi ini untuk diuji apakah mampu bersyukur atau malah menjadi manusia kufur, terus berjalan dijalan lurus atau berkhianat terhadap kebenaran, menjadi manusia yang selalu hormat atau menjadi manusia yang tumbuh dengan kesombongan, manusia yang selalu menjalani kewajibannya atau malah lalai terhadap kewajiban sampai ia tidak bernafas lagi. Semua itu menjadi satu kesatuan yang tak boleh dipisahkan, yang artinya manusia hanyalah ciptaanNya yang lemah dihadapanNya sehingga manusia tidak boleh sombong, lupa kewajiban, harus selalu bersyukur dan selalu berjalan dijalan yang benar.
Jujur adalah sebuah pondasi penting dalam kehidupan ini, baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun bernegara, karena kejujuran akan terus mengikat satu kesatuan yang ada dan akan semakin utuh untuk selamanya. Tanpa adanya sebuah kejujuran maka ikatan-ikatan tersebut akan perlahan lepas dengan sendirinya, berbalik arah atau malah meninggalkan sehingga tujuan yang luhur demi menjaga perjuangan para pahlawan zaman dahulu hanya sebuah omongan belaka. Banyak orang dewasa ini mengatakan “dimana ya, orang yang jujur bisa aku temui?” dari perkataan tersebut sudah Nampak jelas sebuah identitas yang tak ada lagi.
Kejujuran saat ini seolah-olah buah-buahan yang terenak didunia, langka atau sulit untuk dijumpai, ketika sudah ada, banyak orang yang akan berbicara, baik itu tentang sisi negatif maupun positif. Misalnya; ketika seseorang jujur terhadap urusan pemerintah saat ini, membuka segala pemasalahan yang ada, otomatis para pemain-pemain elit akan berbicara, apa alasanya dia ngomong seperti itu, pasti ada maunya, gak mungkin dia beani ngomong kayak begitu kalau tidak ada kepentingannya, dan segala pertanyaan yang mengarah kepada perbuatan jujur yang dilakukan oleh orang tersebut.
Jujur adalah perbuatan atau prinsif yang sederhana, namun orang jujur memiliki ujian dan cobaan yang berat. Sehingga tak mudah menjadi orang jujur walau itu adalah sebuah sifat sederhana yang ada dalam diri manusia. Apalagi dengan kondisi dunia dewasa ini, dunia yang penuh dengan panggung sandiwara. Pertanyaan sederhana, apakah kita akan mati ketika kita menjadi orang jujur?
Jujur “mati pada kehidupan dan hidup pada kematian” atau “hidup pada kehidupan dan mati pada kematian” atau “hidup pada kehidupan dan hidup pada kematian”
(J) Jera
Dalam hidup banyak hal aneh namun nyata yang kita hadapi, baik itu kesenangan maupun kesusahan hidup yang membuat kita semangat maupun putus asa. Namun terkadang sisi negatiflah yang sering kita hadapi, masalah lebih berat ketimbang masalah lebih ringan, hal tersebut menjadikan kita terkadang berpikir yang enggak-enggak, bahkan banyak orang yang mengatakan “aku capek jadi orang jujur, orang aja menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan, kenapa saya tidak bisa?” sehingga kita berbalik arah dan jauh dari Tuhan.
(U) Untung
Di mana pun orang jujur pasti diperdayakan, difitnah, dan menjadi sasaran tindakan jahat. Namun keuntungan dibalik kejujuran adalah hal yang penting untuk kita pertimbangkan, Jujur akan mendapat ketenangan, kesehatan, suka cita dan kesenangan, Jujur membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT, Jujur mendatangkan berkat-berkat yang luar biasa, Jujur pada akhirnya akan melihat kemenangan yang besar.
Ada yang mengatakan bahwa kejujuran itu adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Dari kalimat tersebut dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa kejujuran itu sangatlah berharga dan tidak memiliki batasan apapun. Entah itu batasan ruang, waktu, tempat, dan lainnya. Namun kita juga perlu mengakui bahwa tindakan jujur sekarang sudah terkikis oleh budaya tidak jujur. Budaya tidak jujur terjadi karena adanya persaingan untuk mencari keuntungan dengan jalan yang singkat. Contoh tindakan tidak jujur itu banyak, salah di antaranya tindakan pejabat negara yang melakukan tindak korupsi. Mereka berbuat demikian karena mereka tidak jujur, kenapa mereka tidak jujur ? karena mereka ingin mendapatkan keuntungan yang jauh lebih banyak dari seharusnya. Contoh lain, siswa yang menyontek pada saat ulangan, kenapa mereka menyontek ? karena mereka ingin mendapatkan keuntungan yang lebih tanpa mau bekerja lebih banyak. Itu semua merupakan tindakan sebagai cerminan bahwa budaya tidak jujur sudah mulai mengikis budaya kejujuran.
“”
(R) Rileks (Santai)
Rasa takut adalah hal yang biasa terjadi didalam diri kita, terkadang perasaan takut membuat kita menjadi pecundang dalam masalah yang belum kita hadapai. dengan masalah yang datang seharusnya menjadi sebuah awal untuk meningkatkan keberanian, seta menjadikan kita lebih dewasa dalam memahami hidup ini. tak selamanya kita harus menjadi ekor yang bersembunyi dibalik badan yang besar dan tegak, namun kita harus menjadi kepala yang bisa memahami, melihat dan merasakan sebuah ketakutan.
Didalam sebuah masalah ada dua kemungkinan yang muncul, pertama; masalah sebagai pembunuh yang kejam. Kedua; masalah bisa menjadi raja yang bijak untuk memberikan segala keinginan yang kita inginkan. Sehingga kita tidak boleh takut dalam menghadapi masalah namun harus santai dan memahaminya sebagai sebuah vitamin besar dalam memberikan kita kebugaran dalam menjalani aktivitas.