Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Ditiduri Janji Berulang Kali

30 Juni 2021   15:37 Diperbarui: 30 Juni 2021   16:21 55 5
Juni tinggalkan rasa dalam sekotak nasi basi
Entah pada siapa, rasa yang tertinggal akan dihabisi
Aku pikir perjalanan panjang mencapai langit sedikit bergengsi, lalu mulut mereka rakus tanpa peduli.

Suyi
Di ujung juni mengajak aku menepi
Aku tak peduli, biarkan saja juni pergi
Sore nanti, kutemui senja meski sedikit sepi

Mimpi-mimpi pada langit tidak menjadi nyata
Mata mereka seperti api yang masih menyala
Pergi sebelum alam mulai murka, kita harus sampai di tujuan utama

Kau ingat?
Sekotak nasi basi pada juni bukan mimpi
Lentik-lentik jemari lemah menghampiri, tapi tak mampu menahan benci

Ternyata juni masih saja suyi
Menabur kesturi sebelum juni beranjak pergi
Hati yang lelah itu, ditiduri janji-janji berulangkali

Sebelum jemari dan naluri menyatu di akhir juni
Ku perlu siapkan hati meski aku begitu tak peduli
Juni tak bisa mati, meski ada yang telah pergi

Pada penghujung yang riuh
Mabuk nasi basi masih bisa ditoleransi
Sebab, hati yang letih tetap sendiri, lalu memaki mimpi-mimpi tak lagi bergizi

Ya, juni yang pergi tak tau diri
Biar saja aku begini, berdiri sendiri bersama janji-janji mulia yang sebentar lagi ditepati

Aku dan juni,
Menari-nari mengikhlaskan pergi bak menang bertarung pada perang sengit. Harapku, kau harus mengerti.

Bth, 30 Juni 2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun