Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Teori Attachment menurut Mary Ainsworth dan John Bowlby

17 Januari 2025   19:40 Diperbarui: 17 Januari 2025   19:40 27 0
Teori Attachment menurut Mary Ainsworth dan John Bowlby

Teori attachment adalah salah satu teori penting dalam psikologi perkembangan yang menjelaskan bagaimana hubungan emosional yang terbentuk antara seorang anak dan pengasuhnya memengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan psikologis sepanjang hidup. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby, seorang psikolog asal Inggris, dan diperluas oleh Mary Ainsworth, seorang psikolog asal Amerika yang menjadi kolaborator Bowlby. Dalam artikel ini, kita akan membahas teori attachment menurut Mary Ainsworth dan John Bowlby, mencakup konsep dasar, jenis-jenis attachment, serta implikasi teori ini dalam perkembangan anak.

Konsep Dasar Teori Attachment

Teori attachment menurut Bowlby berfokus pada hubungan emosional yang kuat antara anak dan pengasuh utama (biasanya ibu). Bowlby berpendapat bahwa attachment atau ikatan emosional ini berkembang pada tahap awal kehidupan dan memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan individu, terutama dalam aspek keamanan emosional dan kemampuan untuk menjalin hubungan sosial di masa depan.

Bowlby melihat attachment sebagai mekanisme biologis yang bertujuan untuk memastikan kelangsungan hidup anak. Anak-anak, menurut Bowlby, memiliki naluri untuk mencari kedekatan dan kenyamanan dari pengasuh utama mereka sebagai respons terhadap rasa takut atau ketidakpastian, seperti ketika mereka merasa lapar, cemas, atau sakit. Dengan membentuk ikatan yang kuat ini, anak-anak merasa aman dan terlindungi, yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi dunia dengan lebih bebas dan belajar.

Mary Ainsworth dan Penelitian Strange Situation

Mary Ainsworth, yang bekerja dengan Bowlby, mengembangkan alat penelitian yang dikenal sebagai Strange Situation Procedure pada tahun 1970-an. Metode ini digunakan untuk mengamati bagaimana anak-anak berusia 12 hingga 18 bulan bereaksi terhadap serangkaian situasi yang melibatkan perpisahan dan pertemuan kembali dengan pengasuh utama mereka. Berdasarkan hasil pengamatannya, Ainsworth mengidentifikasi tiga pola attachment yang berbeda, yang kemudian dikenal sebagai:

1. Attachment Aman (Secure Attachment)

Anak dengan attachment aman merasa nyaman menjelajahi lingkungan ketika pengasuh mereka hadir, tetapi akan merasa cemas ketika pengasuh pergi. Namun, mereka dengan cepat dapat dihibur dan merasa aman kembali ketika pengasuh kembali. Anak-anak ini menunjukkan kepercayaan bahwa pengasuh mereka akan hadir saat dibutuhkan dan dapat memberikan kenyamanan serta perlindungan. Attachment aman sering kali berkembang ketika pengasuh responsif terhadap kebutuhan emosional anak secara konsisten.

2. Attachment Tidak Aman-Resistant (Ambivalent/Preoccupied Attachment)

Anak dengan attachment tidak aman-resistant menunjukkan kecemasan yang tinggi bahkan ketika pengasuh masih ada di sekitar mereka. Ketika pengasuh meninggalkan ruangan, mereka sangat tertekan dan sulit untuk menenangkan diri meskipun pengasuh kembali. Mereka cenderung menunjukkan perilaku clingy atau cemas, dan sering kali tidak dapat meredakan kecemasan mereka, meskipun pengasuh telah kembali. Hal ini biasanya terjadi ketika pengasuh kadang-kadang responsif dan kadang-kadang tidak responsif terhadap kebutuhan anak.

3. Attachment Tidak Aman-Avoidant (Avoidant Attachment)

Anak dengan attachment tidak aman-avoidant cenderung menghindari atau menolak kedekatan dengan pengasuh. Mereka tidak terlalu menunjukkan rasa cemas ketika pengasuh meninggalkan ruangan dan cenderung tidak mencari kenyamanan atau perhatian saat pengasuh kembali. Meskipun demikian, anak-anak ini dapat merasa terisolasi dan kurang mendapat perhatian emosional dari pengasuh mereka. Attachment ini sering terjadi ketika pengasuh cenderung mengabaikan atau tidak responsif terhadap kebutuhan anak.

4. Attachment Tidak Aman-Disorganize (Disorganized Attachment)

Attachment jenis ini, yang kemudian diidentifikasi oleh peneliti lain setelah Ainsworth, merujuk pada anak-anak yang menunjukkan perilaku yang kacau dan tidak teratur saat menghadapi pengasuh mereka. Mereka mungkin terlihat bingung, tidak tahu harus mendekati atau menghindari pengasuh mereka. Anak-anak dengan attachment disorganize sering kali mengalami trauma atau kebingungan terkait dengan pengasuh mereka. Ini sering kali muncul ketika pengasuh memiliki perilaku yang menakutkan atau tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak.

Implikasi Teori Attachment

Teori attachment Bowlby dan Ainsworth memiliki implikasi yang sangat luas, tidak hanya dalam memahami perkembangan anak, tetapi juga dalam hubungan interpersonal sepanjang hidup.

1. Perkembangan Emosional dan Sosial
Attachment yang aman memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan emosional yang sehat, karena anak-anak yang merasa aman cenderung lebih mampu mengelola perasaan mereka dan menjalin hubungan sosial yang positif. Sebaliknya, anak-anak yang mengalami attachment tidak aman mungkin menghadapi tantangan dalam membangun hubungan yang stabil dan merasa cemas atau kesulitan mempercayai orang lain.


2. Perkembangan Kognitif
Anak-anak dengan attachment aman cenderung lebih percaya diri dalam menjelajahi dunia mereka dan belajar dari pengalaman mereka. Mereka merasa nyaman mengambil risiko yang terukur dan mencoba hal-hal baru karena mereka tahu bahwa pengasuh mereka akan selalu ada untuk memberikan perlindungan ketika diperlukan. Di sisi lain, anak-anak dengan attachment tidak aman mungkin lebih terbatas dalam eksplorasi mereka karena mereka merasa tidak aman.


3. Hubungan di Masa Dewasa
Attachment yang terbentuk pada masa kanak-kanak dapat memengaruhi cara seseorang menjalin hubungan sebagai orang dewasa. Individu dengan attachment aman cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat, penuh kepercayaan, dan dapat mengelola konflik dengan lebih baik. Sebaliknya, individu dengan attachment tidak aman sering kali menghadapi kesulitan dalam membangun hubungan yang stabil, seperti ketergantungan berlebihan, ketakutan akan penolakan, atau kecenderungan untuk menghindari kedekatan emosional.


4. Peran Pengasuh dalam Perkembangan Anak
Teori attachment menekankan pentingnya peran pengasuh dalam membentuk dasar emosional anak. Pengasuh yang responsif dan konsisten dapat membantu anak merasa aman, terlindungi, dan dihargai. Sebaliknya, pengasuh yang tidak responsif atau tidak konsisten dapat menyebabkan anak merasa tidak aman dan kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat.



Kesimpulan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun