Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, terutama sampah anorganik seperti plastik. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), setiap tahun Indonesia menghasilkan sekitar 68 juta ton sampah, di mana 40% di antaranya merupakan sampah anorganik yang sulit terurai. Permasalahan ini tidak hanya berdampak buruk pada lingkungan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat dan keseimbangan ekosistem.
Di Desa Kaligung, Kecamatan Blimbingsari, permasalahan pengelolaan sampah juga menjadi perhatian, terutama di lingkungan sekolah. Meski desa ini memiliki masyarakat yang aktif dan peduli terhadap kebersihan, edukasi terkait pengelolaan sampah secara berkelanjutan masih perlu ditingkatkan, khususnya untuk generasi muda. Hal ini mendorong tim KKN BBK 5 Universitas Airlangga untuk menghadirkan program edukasi bertajuk The 3R's (Reduce, Reuse, Recycle) di SDN 2 Kaligung.
Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman praktis kepada siswa tentang pengelolaan sampah, sekaligus membangun kesadaran lingkungan sejak usia dini. Pelaksanaannya berlangsung pada 18 Januari 2025, melibatkan siswa kelas 5 SD sebagai peserta utama. Kegiatan dimulai dengan sesi sosialisasi interaktif yang menjelaskan konsep dasar 3R. Dengan menggunakan media visual dan cerita yang relevan, siswa diajak untuk memahami pentingnya mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Pendekatan ini disesuaikan dengan usia siswa, sehingga mereka dapat memahami materi dengan mudah dan merasa terlibat secara aktif.
Setelah sesi edukasi, siswa diajak untuk mempraktikkan langsung konsep yang telah dipelajari. Mereka mengumpulkan sampah plastik di sekitar sekolah, yang kemudian diolah menjadi produk kreatif berupa celengan. Dengan bimbingan dari tim KKN, para siswa mengubah botol plastik bekas menjadi celengan unik menggunakan cat, kertas warna, dan alat dekorasi lainnya. Proses ini tidak hanya melatih kreativitas siswa, tetapi juga menunjukkan bahwa barang yang dianggap tidak berguna dapat memiliki nilai estetika dan fungsional jika diolah dengan baik.
Hasil dari program ini sangat menggembirakan. Siswa berhasil mengurangi sampah plastik di lingkungan sekolah dan menghasilkan celengan-celengan kreatif yang dibuat siswa untuk digunakan menabung. Selain itu, lebih dari 80% siswa mampu menjelaskan kembali konsep 3R setelah mengikuti kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi yang disampaikan berhasil meningkatkan literasi lingkungan di kalangan siswa.
Menurut Tarista Putri Maharani, salah satu mahasiswa Universitas Airlangga yang bertugas KKN di desa Kaligung sekaligus koordinator program, The 3R's tidak hanya bertujuan untuk mengelola sampah, tetapi juga membangun kesadaran yang berkelanjutan. "Kami ingin siswa memahami bahwa menjaga lingkungan bukanlah tugas yang rumit. Dengan langkah kecil seperti mendaur ulang, mereka sudah berkontribusi besar untuk masa depan yang lebih baik. Selain itu, program ini juga mengajarkan nilai ekonomi melalui kebiasaan menabung," ungkapnya.
Program ini mendukung dua tujuan utama dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG ke-4 tentang pendidikan berkualitas dan SDG ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Selain meningkatkan literasi lingkungan, program ini juga mencerminkan pentingnya integrasi antara pendidikan dan aksi nyata dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungan.
Keberlanjutan program ini menjadi salah satu fokus utama tim KKN BBK 5. Melalui kolaborasi dengan pihak sekolah, kegiatan serupa direncanakan akan dilakukan secara rutin dengan melibatkan lebih banyak siswa dan jenis sampah lainnya. Guru juga akan diberikan panduan untuk mengintegrasikan pengelolaan sampah ke dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari. Dengan demikian, dampak dari program ini diharapkan tidak hanya dirasakan oleh siswa saat ini, tetapi juga oleh generasi mendatang.
Pelaksanaan program The 3R's menunjukkan bahwa edukasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana tetapi efektif. Melibatkan generasi muda dalam aksi nyata pengelolaan sampah tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara mahasiswa, sekolah, dan masyarakat mampu menciptakan perubahan positif yang bermakna bagi lingkungan dan generasi mendatang.