Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Akselerasi

14 April 2011   17:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:48 36 0

Kurang dari satu jam Ishtar akan meninggalkan tempat ini menuju tanah berdebu di kaki Bromo yang menghindarkannya dari kekacauan di Jakarta. Kereta sudah terparkir rapi di jalur 4, gerbong-gerbongnya seperti memanggil Ishtar untuk segera menaiki kendaraan yang akan melaju pada pukul 15.00 itu. Tapi ada suara lain yang berdengung-dengung di kepala Ishtar. Dia seperti mendengar langkah kaki. Ya, langkah kaki yang semakin kencang seakan pemiliknya diburu kawanan monster dari antah berantah. Suara itu membawa Ishtar melangkah menjauhi peron. Dia tidak akan membatalkan perjalannnya tentu saja. Hanya ingin melihat apa kiranya kejadian yang telah diwanti-wanti oleh suara misterius itu. Semakin dekat Ishtar dengan pintu keluar, semakin kencang suara itu berdengung di kepalanya. Dan ada satu suara lagi, suara decitan ban mobil yang diikuti oleh dentuman cukup keras yang kali ini terdengar begitu nyata. Senyata pemandangan mobil yang terantuk-antuk menabrak pagar stasiun demi menghindari sesosok manusia yang sejak tadi langkahnya berdengung-dengung di kepala Ishtar. Sosok itu kini tergeletak terlindas mobil lain yang melaju kencang di belakang mobil naas tadi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun