Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Metode Induksi untuk Transformasi Keahlian dan Pengetahuan dalam Proses Pembelajaran

2 Mei 2014   23:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 296 0
METODE INDUKSI

UNTUK TRANSFORMASI KEAHLIAN DAN PENGETAHUAN

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Pendidikan, merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas diri individu. Tujuan realistic pendidikan adalah menjadikan individu mampu hidup dalam kualitas hidup yang baik.

Keahlian dan wawasan memberikan korelasi positif terhadap kualitas hidup.

Satu diantara sekian metode pendidikan adalah pembelajaran dengan metode kelas induksi, untuk transformasi keahlian dan pengetahuan dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini, peserta pembelajaran, dikondisikan seolah-olah telah menyelesaikan tugas yang ditiru. Setelah mahir dengan gaya yang lama, kemudian dikembangkan dengan membuat tiruan yang mirip dengan contoh. Berikutnya membuat innovasi.

A.Latar Belakang

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka lembaga pendidikan mempunyai peranan yang besar.

Individu memasuki dunia pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Hal ini di ukur dari kondisi visual materi dan juga kondisi abstrak konteks berfikirnya.

Pengalaman di project, dalam penerimaan calon tenaga ahli dari golongan tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan juga dari golongan Sarjan Strata Satu, banyak yang gagal maju dari penyisihan awal. Hal ini terjadi karena kecakapan yang diberikan di kampus selama masa pendidikan, belum menjangkau kebutuhan dunia kerja secara nyata.

Bagai manakah dunia kerja atau pun juga dunia industry memenuhi kebutuhan tenaga kerja nya?

Di project, yang di butuhkan adalah individu yang mempu berproduksi sesuai dengan standar mutu produkasi. Dimanakah wawasan dan keahlian tersebut di peroleh?

Dunia kerja, industry dan project, mereka menerapkan pola pendekatan induksi wawasan dan keahlian. Walaupun terkesan instan, namun hasailnya nyata dan berguna.

Derdasarkan ungkapan di latar belakang, maka dalam hal ini, perlu di lakukan penelitian tentang proses transformasi wawasan dan keahlian di dunia industry dan dunia kerja.

B.Pertanyaan Penelitian

1.Bagai manakah pola proses transformasi wawasan dan keahlian di dunia industry?

2.Mengapa wawasan dan keahlian individu di dunia industry menjadi lebih cepat berkembang, pasca induksi keahlian?

3.Bagaimanakah kelayakan metode induksi digunakan untuk pembelajaran di kampus?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat Kualitatif Deskriptif.

D.Sistematika Pembahasan

Alat ukur untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah:

1.Angket jawaban terurai yang diberikan secara acak kepada instruktur pelatihan di dunia industry dan di project.

2.Angket jawaban terurai yang diberikan secara acak kepada pekerja dengan masa kerja di atas 7 tahun.

3.Angket jawaban terurai yang diberikan secara acak kepada pekerja dengan masa kerja kurang dari 7 tahun.

Jawaban angket diolah dalam kesimpulan deskriptif.

Selanjutnya, hasil analisis dan temuan di dunia industry dan di project ujicobakan untuk pembelajaran di kampus.

Hal ini bertujuan untuk memvalidasi kelayakan penggunaan metode kelas induksi untuk transformasi keahlian dan pengetahuan dalam proses pembelajaran di kampus.

E.Theoretical model pembelajaran

Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.

F.Teoretikan Model Pembelajaran Realistic

Realistic Mathematics Education (RME) merupakan teori belajar mengajar dalam pendidikan matematika. Teori RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Teori ini mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia berarti manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa (Gravemeijer, 1994). Upaya ini dilakukan melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalan-persoalan “realistik”.

G.Potensi Sumberdaya Manusia di Project

H.Kemampuan Penguasaan Keterampilan

I.Pembelajaran Metode Kelas Induksi dan Karakteristiknya

J.Pendekatan Pembelajaran Metode Kelas Induksi

K.Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

L.Pelaksanaan Metode Kelas Induksi

Aktivitas pembelajaran yang dilakukan adalah:

1.Peserta pembelajaran menonton peragaan proses suatu keahlian.

2.Peserta pembelajaran mengulangi langkah kerja, satu persatu DENGAN bimbingan langsung dari instruktur.

3.Peserta pembelajaran mengulangi langkah kerja, satu persatu TANPA bimbingan langsung dari instruktur.

4.Peserta pembelajaran membuat suatu rancangan sendiri, proses pembuatan nya DENGAN bimbingan langsung dari instruktur.

5.Peserta pembelajaran membuat suatu rancangan sendiri, proses pembuatan nya TANPA bimbingan langsung dari instruktur.

Deskripsi setiap Proses.

1.Peserta pembelajaran menonton peragaan proses suatu keahlian.

Instruktur memperagakan suatu proses keahlian.

Contoh:

Instruktur memperagakan cara menggambar benda tiga di mensi dengan Soft Ware Auto CAD. Dimulai dari membuka file dalam satuan metric  membuat garis dengan perintah poly line  membuat segi tiga beraturan dengan perintah poly line.

Kemudian object segitiga tersebut dijadikan object tiga dimensi dengan perintah  (1) Extrude (2) PressPuLL (3) Sweep (4) Revolve (5) Loft.

Kelima perintah tersebut diperagakan oleh instruktur.

2.Peserta pembelajaran mengulangi langkah kerja, satu persatu DENGAN bimbingan langsung dari instruktur.

Peserta pembelajaran menggambar benda tiga di mensi dengan Soft Ware Auto CAD. Dimulai dari membuka file dalam satuan metric  membuat garis dengan perintah poly line  membuat segi tiga beraturan dengan perintah poly line.

Kemudian object segitiga tersebut dijadikan object tiga dimensi dengan perintah  (1) Extrude (2) PressPuLL (3) Sweep (4) Revolve (5) Loft.

Kelima perintah tersebut laksanakan oleh Peserta pembelajaran dengan bimbingan langsung dari instruktur.

3.Peserta pembelajaran mengulangi langkah kerja, satu persatu TANPA bimbingan langsung dari instruktur.

Di tahapan ini, peserta pembelajaran mengulangi menggambar benda tiga di mensi dengan Soft Ware Auto CAD. Dimulai dari membuka file dalam satuan metric  membuat garis dengan perintah poly line  membuat segi tiga beraturan dengan perintah poly line.

Kemudian object segitiga tersebut dijadikan object tiga dimensi dengan perintah  (1) Extrude (2) PressPuLL (3) Sweep (4) Revolve (5) Loft.

Kelima perintah tersebut laksanakan oleh Peserta pembelajaran tanpa bimbingan langsung dari instruktur. Disini, peserta pembelajaran diberi kesempatan berdiskusi dengan rekan-rekannya sesame peserta pembelajaran.

4.Peserta pembelajaran membuat suatu rancangan sendiri, proses pembuatan nya DENGAN bimbingan langsung dari instruktur.

Disini, peserta pembelajaran dibebaskan membuat object yang berbeda dari contoh sebelumnya.

Kemudian, instruktur memberikan bimbingan langsung kepada peserta pelatihan. Kerjasama team juga diperlukan dalam tahapan ini.

5. Peserta pembelajaran membuat suatu rancangan sendiri, proses pembuatan nya TANPA bimbingan langsung dari instruktur.

Disini, peserta pembelajaran dibebaskan membuat object yang berbeda dari contoh-contoh sebelumnya.

Setiap peserta mempunyai dimensi object yang berbeda.

Kerjasama team juga diperlukan dalam tahapan ini.

Dalam hal ini, peserta pembelajaran, dikondisikan seolah-olah telah menyelesaikan tugas yang ditiru. Setelah mahir dengan gaya yang lama, kemudian dikembangkan dengan membuat tiruan yang mirip dengan contoh. Berikutnya membuat innovasi.

M.Analisis Data Pengetahuan Awal

N.Analisis Data Kemampuan Penguasaan Keterampilan

O.Analisis Hasil Kerja Siswa

P.Pembahasan Hasil Penelitian

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun