Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Mutu Pendidikan Indonesia Tetap Ada di Atas Kertas HVS yang Mesin Pembuatnya Ya Berasal dari Finland

3 Mei 2014   20:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 67 0
Mendiknas & Menristek yth.,

Dalam Pembukaan UUD 1945 ada kalimat "mencerdaskan kehidupan bangsa ..."

Suatu text yang sangat bagus didengar,

Saya belum ada melihat suatu lembaga pendidikan (sekolah atau universitas negeri) yang bersedia menerima anak/orang dengan skortest yang rendah, sehingganya mereka tidak dapat mengikuti pendidikan.

Sedangkan hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia.

Di indonesia, saya bertemu dengan banyak orang atau mantan siswa yang tidak dapat melanjutkan pendidikan kerena mereka tidak di terima di lembaga pendidikan negeri.

Siapakah mereka itu Mendiknas & Menristek yth.?

Apakah mereka tidak termasuk sebagai anak bangsa yang terlahir di bumi pertiwi?

Mengapa lembaga pendidikan negeri tidak bersedia menerima mereka yang bodoh untuk menjadi muridnya?

Bukankan mereka juga ingin pintar seperti Mendiknas & Menristek yth.?

Mereka banyak yang menjadi tenaga kasar di jalanan, di terminal bus, di tepi hutan, di pantai.

Mereka terabaikan pendidikannya.

Mendiknas & Menristek yth., bagaimana jika lembaga pendidikan negeri (sekolah dan Universitas) dibebaskan untuk menerima semua calon siswa. Insya allah (tuhan saya yang muslim) indonesia akan tebebas dari kebodohan global.

Mendiknas & Menristek yth.,

Dalam pengamatan saya terhadap dunia pendidikan di indonesia terdapat beberapa kejanggalan system operasional, terutama kontrol terhadap mutu lulusan lembaga pendidikan di indonesia.

Aktualnya begini ya pak,

Saya kan bergerak di dunia kontraktor, engineering.

Dari sekian banyak industri yang saya bangun, cuma ada satu object yang dirancang oleh anak-anak indonesia itu pun hanya sebuah conveyor batu bara.

Selebihnya, pengolah CPO, mesin pengolah santan, pabrik kertas, chemical plant, pulp maker, pabrik baja, refineri minyak bumi dan bolier (semuanya di impor dari luar negri) bersal dari finland china, kore dan malaysia.

Mendiknas & Menristek yth., kalo saya bandingkan dengan india (rekan saya ada yang dari india) para engineer dari india memiliki kemampuan rancang bangun yang nyata. ini terbukti dari benda yang mereka hasilkan.

Padahal jika ditinjau dari segi kondisi negaranya, 24 tahun yang silam, india terlihat lebih miskin dari indonesia.

Kekayaan mereka terdapat di sistem pendidikan mereka yang bertujuan untuk mencerdaskan bangsanya.

Kalo kita meniru/mencontek mereka dengan benar, mungkin kita juga seperti mereka ya Pak,

Sayangnya kan tidak demikian, lembaga pendidikan negeri tidak bersedia menerima calon siswa yang memiliki skor tes rendah.

Ini kan pelanggaran hak azazi manusia di bidang pendidikan.

Kembali ke tema ulasan saya,

Di project yang sedang saya bangun sekarang ini ya pak, sebuah cerobong asap saja harus di impor dari china,

Mengapa ini terjadi pada bangsaku?

Banyak orang yang menggelari dirinya dengan kata Prof.

namun apa daya.......................

karya tak punya.........................

Kalo dilihat lagi dari proses pendidikan untuk calon tenaga kerja indonesia......

Saya melihat, tema yang disampaikan oleh pada dewan guru dan dosen, tidak sejalan dengan kebutuhan di tempat kerja.

Kebanyakan, pekerja yang baru di terima di perusahaan harus di latih ulang, mereka dibekali dengan keahlian.

Kondisi ini mungkin dapat diatasi jika lembaga pendidikan telah membekali calon tamatanya dengan keahlian yang tepat guna.

Yang rada aneh ya Mendiknas & Menristek yth., tentang sertifikasi guru,

pasca diberlakukanya system ini, ternyata mutu pendidikan indonesia tetap ada di atas kertas hvs yang mesin pembuatnya ya berasal dari finland.

Sayangkan, selembar kertas sertifikasi itukan berasal dari sebatang pohon kayu dari hutan indonesia, yang oksigenya untuk bernafas para anak bangsa.

Mendiknas & Menristek yth., sebagai anak bangsa indonesia, saya ingin bangsa ini maju seperti finland,

Pak, terbayangkan oleh bapak, berapa banyak tulisan ilmiah dari orang-oarng ilmiah indonesia yang hanya tersimpan di tumpukan kertas di gudang perpustakaan.

Seandainya: pertama, hasil tulisan ilmiah tersebut di pergunakan untuk kemaslahatan umat, insya allah, indonesia akan maju,

kedua, jika kertas tersebut ditunda pembuatannya, maka pemanasan global akan dapat ditunda kehadirannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun