Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Aku Ada Tapi Tidak Ada, Aku Tidak Ada Tapi Ada

1 Januari 2010   07:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:40 268 0
Tuhan aku tidak ingin harta.
Aku tidak ingin jabatan atau kedudukan.
Aku tidak ingin kepopuleran.
Tuhan aku hanya ingin bisa mencintai perempuan.
Aku ingin menjadi seperti laki-laki lain.
Aku ingin mempunyai istri dan keturunan.
Tuhan aku ingin menjadi seorang imam.

Sejenak jari-jari Yusup terdiam. Ia sedikit ragu untuk mempublikasikan tulisannya di salah satu blog terkenal itu. Tapi kemudian ia memutuskan mempublikasikan tulisannya itu, karena ia pikir toh tak akan pernah ada yang mengenalinya.

Sepuluh menit berselang setelah ia mempublish tulisannya banyak sekali komentar yang masuk menanggapi tulisannya. Ada yang memberi dukungan, ada yang penasaran dan ingin melihat fotonya, ada juga yang cuma sekedar numpang lewat dan say hai doang. Tapi dengan adanya itu semua Yusup menjadi lebih semangat. Ia merasa ada yang mendengarkannya. Ia merasa ada yang peduli. Ia merasa bisa mencurahkan semuanya. Mengeluarkan sesuatu yang bertahun-tahun ia pendam tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.

"Salam kenal Mas Yusup". Tulis salah seorang pembaca. "Maksudnya Mas Yusup ini seorang gay ya..?" tanya nya kemudian.
"Ya". Tulis Yusup singkat.
"Ooo..." si pembaca itu hanya menuliskan itu saja. Entah karena dia kaget atau entah karena tak ada kata-kata yang mesti diucapkannya lagi.
Selang beberapa detik kemudian ada lagi tanggapan yang masuk. "Mas Yusup pasang photonya dong di profilnya..!! Kita sebagai pembaca kan penasaran juga ingin tahu penulisnya." Yusup berpikir sejenak. Jawaban apa yang harus ia berikan. Tapi tak lama Yusup menuliskan satu kalimat, "Aku ini tidak ada tapi anggap aku ada. Aku ini ada tapi anggap aku tidak ada".


Hagi Raymond
010110, Saudi Arabia.


www.kompasiana.com/hagiraymond

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun