seperti nilai-nilai, norma-norma, dan gaya hidup, mempengaruhi budaya dan
perilaku di luar wilayah barat. Westernisasi di Indonesia lebih banyak dipandang
negatif karena Westernisasi berisikan nilai-nilai dan kebudayaan barat yang sangat
berbanding terbalik dengan budaya yang ada di Indonesia.
Remaja merupakan suatu fase dimana terjadinya peralihan dari masa anak-
anak ke masa dewasa sehingga rentan bagi kalangan ini untuk terpengaruhi dari
berbagai aspek. Lingkungan sekitar remaja, termasuk media memainkan peran
dalam pembentukan identitas dikarenakan remaja cenderung mencari pengakuan
sosial dan membandingkan diri merek dengan standar sosial yang mereka lihat di
sekitar mereka. Adapun beberapa perilaku yang berubah biasanya gaya hidup,
identitas dan citra diri, serta hubungan sosial.
Fenomena globalisasi menyebabkan meluasnya pengaruh budaya barat
pada masyarakat diseluruh dunia, salah satu media yang memainkan peran di hal
ini ialah industri film global. Era globalisasi telah membawa dampak yang
signifikan terhadap budaya di seluruh dunia, termasuk dalam perilaku remaja di
Indonesia. Salah satu aspek yang sering terlihat dari dampak tersebut adalah aspek
yang terlihat dari globalisasi budaya, terutama budaya barat. Budaya barat
terceminkan secara jelas melalui industry film global. Film-film Barat dengan
budaya, gaya hidup, dan nilai-nilai yang diperlihatkan, menjadi alat utama dalam
menyebarkan budaya westernisasi kepada Masyarakat di berbagai belahan dunia,
termasuk Indonesia, terutama di kalangan remaja.
Contoh konkret dari pengaruh westernisasi dapat dilihat dari sisi tren gaya
hidup, pola konsumsi, perilaku individu, dan masih banyak lainnya. Film-film
industri Barat dapat menampilkan kehidupan gaya hidup yang glamor, kebebasan
yang ekstrem, individualisme yang kuat, dan masih banyak lainnya yang dapat
bertentangan dengan nilai dan norma tradisional yang ada di daerah lokal.
Studi kasus nyata yang mencerminkan pengaruh Westernisasi melalui
industri film terjadi pada tahun 2019, ketika sebuah film Hollywood yang sangat
populer berjudul "The Wolf of Wall Street" ditayangkan di bioskop-bioskop di
seluruh Indonesia. Film ini menggambarkan gaya hidup hedonistik dan perilaku
ekstrem di dunia keuangan, yang sangat berbeda dengan nilai-nilai tradisional
Indonesia. Pasca pemutaran film ini, perubahan perilaku dan pola pikir remaja
terlihat di beberapa kota besar di Indonesia.
Banyak remaja mulai menginginkan gaya hidup glamor yang digambarkan
dalam film, termasuk kecenderungan untuk menghargai kesenangan pribadi dan
kekayaan materi di atas segalanya. Banyak remaja mulai memandang profesi
keuangan dengan lebih romantis dan mengabaikan nilai-nilai etikxa dan integritas
yang seharusnya dikaitkan dengan profesi ini.
Pengaruh film The Wolf of Wall Street terlihat jelas dari meningkatnya
minat remaja terhadap karir di bidang keuangan, namun juga munculnya
konsumerisme yang berlebihan dan dampak sosial dari karir tersebut. Hal ini
mencerminkan kuatnya pengaruh westernisasi melalui media film terhadap perilaku
dan pandangan hidup remaja Indonesia.
Kesimpulan secara singkat yaitu, Perindustrian film global, khususnya
Barat (Hollywod ) telah menjadi salah satu media utama untuk penyebaran nilai
westernisasi kepada remaja di seluruh dunia. Pengaruh dari westernisasi ini
memiliki hal positif dan negatif, oleh karena itu, perlunya perhatian dan bimbingan
terhadap remaja untuk dapat menyikapi dampak dari westernisasi secara baik, agar
pengaruh yang didapatkan lebih kearah yang lebih positif.