Hari ini (6/6) saya nemu akun FB yang cukup memancing perhatian. 'Rantika Rp Astronaut'. Worked at NASA's Kennedy Space Center (Mission Controller); Studied at Harvard University; Lives in Cambridge, Massachusetts; Knows Indonesian, English, Deutsch; From Sukabumi; Born on October 10, 1993. Coba pelotoin profilnya, usia semuda ini udah kerja di NASA dan kuliah di Harvard Univresity. Hmmm...rasa penasaran menggerakkan tanganku tuk meng-klik tab 'Info'. Rupanya, pemilik akun FB ini masih duduk di bangku sekolah sebuah SMA Negeri di Sukabumi. Lantas, apa maksud data profil FB-nya yang fantastis? Coba telusuri ke blog-nya
http://www.ranjadipenulis.blogspot.com/. Yup, terjawab sudah. Its All about her dream! Dalam blognya, Ran begitu ia biasa dipanggil, pengen jadi Astronot.
“Makanya aku sangat suka melihat bintang. Aku ingin mengarungi angkasa luar dan menjadi bagian dari tata surya. Ingin rasanya aku meloncati setiap galaksi menggunakan pesawat luar angkasa "RP" ciptaanku sendiri. Apakah hal ini mungkin? Seandainya mungkin rasanya aku bisa menyerang alien yang muncul dari 'black hole' menggunakan 'phaser'ku”. Tak heran, akun FB-nya menggambarkan mimpinya.
The Power of Dream Bill Gates pernah bilang kalo suatu saat nanti setiap rumah pasti punya komputer yang akan terhubung satu sama lain. Dan kini,
its come true!. Bill Clinton dengan pedenya semasa kuliah, bilang ke temen-temennya.
“Ayo siapa yang mau tanda tangan saya, mana bukunya. Karena nanti jika saya sudah jadi Presiden, akan sulit menemui saya”. Nggak ketinggalan, salah satu Bapak proklamator kita, Ir. Soekarno juga bilang ke teman-teman seperjuangannya sebelum merdeka.
“Indonesia pasti merdeka. Karena presidennya sudah ada, SAYA!”. Kisah-kisah di atas saya dapatkan saat mengikuti training pengembangan diri dan bisnis, Ummat Terbaik Hidup Berkah (UTHB). Tentu dengan redaksional yang lebih komplit. Selain kisah-kisah di atas, ikutan juga kisah inspiratif dari seorang Muhammad Al-Fatih. Beliau adalah seorang ksatria Muslim yang berhasil menaklukkan Konstantinopel (sekarang bernama Istanbul, di negara Turki). Sebenarnya nama aslinya adalah Sultan Mehmed II, namun karena prestasinya menaklukkan Konstantinopel, dia mendapat gelar
“Al-Fatih” yang berarti
Sang Pembebas. Orang-orang barat menyebutnya sebagai “
The Conqueror” atau
Sang Penakluk. Saat itu Konstantinopel adalah salah satu kota termasyhur di dunia. Rasulullah saw pernah bersabda saat berlangsungnya Perang Khandaq,
“Konstansinopel akan jatuh ke tangan tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja, dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara…” (HR. Imam Ahmad). Sejak saat itu, para khalifah dan pemimpin Islam silih berganti mengerahkan tenaga dan pikiran senmaksimal mungkin untuk menaklukkan kota ini, namun selalu gagal. Saat Muhammad Al-Fatih memegang tampuk kekuasaan dia mempunyai mimpi besar untuk menaklukkan Konstantinopel dan mewujudkan harapan Rasulullah saw. Meskipun banyak orang mencibir karena kekuatan Konstantinopel saat itu teramat dahsyat. Dengan berbekal strategi yang matang, niat yang tulus dan hanya berharap keridhoan Allah SWT, Muhammad Al-Fatih melancarkan serangan besar-besaran ke Bizantium, benteng terbesar di Konstantinopel. Takbir “
Allahu Akbar,
Allahu Akbar!” terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Akhirnya pada tanggal 29 Mei 1453 SM, Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel setelah melewatkan pasukan beserta kapal perangnya melalui jalan darat dalam waktu satu hari!Subhanallah!
Wujudkan Mimpimu! Saat duduk di bangku peserta training UTHB selama 3 hari, tidak hanya disajikan materi seputar kekuatan mimpi yang inspiratif. Namun juga disodorkan kiat bagaimana mewujudkan mimpi yang telah kita bangun. Ada beberapa cara, diantaranya:
- Tuliskan dengan detail dan terperinci. Tidak ada salahnya menuliskan mimpi kita dengan sangat detail dan terperinci. Sehingga tertanam di benak kita, seperti apa mimpi yang kita hendak raih. Jika perlu, cantumkan berapa jumlahnya, kapan waktunya, dimana tempatnya, seperti apa bentuknya, dll. Ran, sudah kasih kita contoh yang nyata. Dengan mencantumkan tempat kerja, kuliah, dan domisili, Ran menuliskan mimpinya cukup jelas.
- Visualisasikan.Lebih joss lagi jika mimpi yang kita bangun divisualisasikan dalam bentuk gambar. Sehingga tulisan mimpi kita menemukan bentuk nyatanya dalam benak kita. Saya, menuliskan dan menggambarkan mimpi yang hendak diraih dalam training Hidup Berlimpah Hidup Berkah (HBHB), training lanjutan dari UTHB. Dalam HBHB, mimpi-mimpi yang tadinya hanya ada dalam selembar kertas kini terpampang jelas di depan mata. Sangat memancing antusias untuk mewujudkannya kelak.
- Cari daya dorong yang kuat. Di tengah jalan, sering kali mimpi-mimpi yang kita bangun mentok dengan berbagai kendala. Mulai dari cibiran teman, hingga minimnya sarana dan prasarana pendukung untuk mewujudkan mimpi. Satu cara untuk tetap menjadikan mimpi kita berkobar adalah dengan mencari daya dorong alias alasan yang sangat kuat kenapa kita harus mewujudkan mimpi. Bisa jadi karena keinginan untuk membahagiakan orang tua, memberikan kontribusi positif untuk kebangkitan umat, atau sebagai ajang eksistensi pribadi yang selama ini tidak tergali. Anything. Yang penting, setiap ada kendala, alasan-alasan tadi cukup ampuh mendongkrak semangat kita untuk menyusun anak tangga meraih mimpi.
- Bermakna dan menantang untuk di raih. Bermimpi ingin mendirikan sebuah mushola tentu berbeda dari sisi semangat dibanding keinginan mendirikan islamic center. So, nggak ada salahnya menuliskan mimpi setinggi mungkin. Karena kekuatan sebuah mimpi akan membantu kita untuk meretas jalan agar mimpi besar kita terwujud. Bermimpi besar nggak akan bikin kita jadi gila selama kita yakin bahwa ALLAH swt akan menunjukkan jalan akan niat mulia kita.
- Dibaca berulang-ulang.Mimpi bukan sekedar bunga tidur, tapi sebuah tujuan yang hendak dicapai. Tentu saja peran doa sangat penting agar ingatan dan harapan kita akan pertolongan Allah swt senantiasa hadir dalam benak kita.
- Diceritakan dan diikrarkan dengan penuh semangat dan antusias. Tidak harus tangan dan kaki kita sendiri yang bekerja keras untuk meraih mimpi. Keterbatasan kita sebagai manusia tentu membutuhkan bantuan dari orang lain. Karena itu, menceritakan kepada orang-orang terdekat mulai dari keluarga, sahabat, rekan kerja, hingga teman-teman di dunia maya bisa menjadi magnet supporting dari semua pihak. Bukan untuk belagu bin sombong, tapi sebagai bagian dari upaya kita menseriusi mimpi besar kita.
KEMBALI KE ARTIKEL