Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie Artikel Utama

Cerita di Balik Nastar Sudi Mampir

9 Desember 2011   08:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:38 1214 3

Berbekal pesanan dua orang teman di Jakarta, yang membaca sebuah tulisan tentang kue nastar, saya meluncur ke arah Cipanas yang letaknya lebih kurang 15 km dari rumah saya. kenapa saya bela-belain cari itu nastar demi dua orang kawan saya yang sudah lama tidak bertemu tersebut?

Begini ceritanya: Beberapa waktu lalu, seorang blogger yang tergabung di kompasiana, Iwan Piliang,  menuliskan tentang perhelatan pernikahan putera SBY di Cipanas-Cianjur. Prosesi pernikahan yang mengundang banyak orang Jakarta untuk datang ke daerah berhawa sejuk tersebut rupanya menjadi catatan menarik untuk ditulis banyak orang. Tidak terkecuali Iwan. Dalam tulisannya iwan menceritakan bahwa dirinya sering sekali bertandang ke Cipanas. Dalam artikel tersebut, Iwan menulis tentang beberapa kebiasaannya dan catatannya mengenai Cipanas yang menurutnya banyak berubah, kecuali untuk beberapa hal. Salah satunya adalah tempat dia makan jika bertandang ke kota pegunungan tersebut. Sudi Mampir namanya.

Rupanya artikel Iwan yang sempat nangkring di kolom headlines tersebut menarik bagi beberapa teman saya. menarik bukan karena iwan menceritakan kisahnya yang berkaitan dengan pernikahan iBas dan Aliya, namun teman-teman saya tertarik dengan cerita iwan tentang kue nastar yang hanya bisa didapatkan di rumah makan yang berada tidak jauh dari istana kepresidenan cipanas itu.

Nah berbekal rasa penasaran tersebut, dua orang teman saya, Yunika Umar dan Suri Nathalia (biar beken ah, ditulisin namanya hihihi),  langsung berdiskusi via twitter mengenai nastar yang ditulis saudara Iwan tersebut. kepenasaranan mereka menyeret saya untuk ikut-ikutan penasaran dengan kue nastar yang katanya berukuran besar dan berisi selai nanas yang banyak tersebut.

Kenapa saya jadi turut terseret? Hahaha, mereka “pandai memanfaatkan situasi”  rupanya (lirik Suri). Jadi ya, saya kan berencana mau datang ke acara ultahnya kompasiana di Jakarta sabtu pekan ini. Jadilah Suri dan Ika (Yunika) mention saya berkali-kali untuk membawa itu nastar. Kami bertiga menyebutnya dengan hastag #nastarpiliang. Maaf mas iwan, namanya dicatut hehehe.

Dengan berbekal sedikit informasi yang saya peroleh dari Suri dan yunika, maka kemarin, sepulang kantor, saya melakukan perjalanan ke Cipanas. Jujur, walaupun Cipanas hanya terletak sekitar 15 kilometer dari rumah saya, namun saya jarang melihat-lihat apalagi menghapal nama-nama rumah makan yang ada di sana. Termasuk Sudi Mampir itu. Jadi hanya berbekal niat untuk menuntaskan rasa penasaran itulah saya mencari RM Sudi Mampir.

Ah,tidak sulit ternyata. RM Sudi Mampir terletak persis di tepi Jalan raya Cipanas. Persis bersebelahan dengan dengan RM sate Shinta. Jika dilihat dari bangunannya, saya menduga rumah makan ini sudah berdiri sejak jaman nyonya menir (halah)… . sudah berdiri sejak lama maksudnya. Cuma berhubung saya yang kurang gaul, jadi saya memang tidak terlalu fokus dengan keberadaannya hehehe.

Saya pun masuk ke RM tersebut. tampak seorang perempuan yang sudah senior duduk di bagian kasir. Saya menduga dia adalah pemilik RM ini. saya pun memperkenalkan diri dan menyebutkan tujuan saya ke RM tersebut. Mencari kue nastar yang informasinya saya dapat dari internet. Saya bilang saya baca di internet kalau RM tersebut menjual nastar spesial.

Perempuan yang belakangan saya ketahui bernama Tante Lestari itu memang ternyata pemilik RM tersebut, sekaligus pembuat nastar yang diceritakan di artikelnya Iwan Piliang. Dengan ramah tante Lestari menyambut kedatangan saya. Kami pun langsung akrab.

“wah, Kebetulan mas, hari ini mas sedang beruntung.” Begitu jawaban Tante Lestari ketika saya mengutarakan tujuan saya.

“beruntung karena saya sedang membuat nastar itu hari ini.” Tanpa sempat bertanya, Tante Lestari menjawab kerutan di kening saya.

Belakangan baru saya ketahui, kenapa saya dibilang beruntung, karena rupanya si Tante membuat nastar itu tidak setiap hari. Hanya hari-hari tertentu saja. “Tergantung mood” begitu katanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun