Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Serba-Serbi Sensus: Harga Diri Mak Siti

13 Mei 2010   00:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:14 478 0
[caption id="attachment_139693" align="alignleft" width="208" caption="Petugas pencacah berfoto bersama Mak Siti - dok.pribados"][/caption]

Namanya Mak Siti. Namun dia memanggil dirinya dengan sebutan Nini. Malah ketika muda, orang-orang di sekelilingnya memanggil Mak Siti ini dengan sebutan Beteh. Entah bagaimana awalnya jadi disebut Beteh, yang jelas saya merasa tertarik untuk mengetahui keberadaan Beteh lebih lanjut setelah mengobrol dengan salah satu anggota tim pencacah saya tentang Beteh yang tidak pernah mau meminta-minta meskipun kondisinya sudah sangat renta.

Saya sengaja menyempatkan diri ikut menyensus Mak Siti alias Beteh ini. sungguh… hati saya trenyuh manakala mewawancarai Mak Siti bersama satu orang rekan pencacah. Mak Siti, di usianya yang dia sendiri tidak mengetahuinya, hidup sendirian di sebuah rumah yang saya pikir sangat jauh dari kata layak untuk disebut rumah. Dia punya seorang anak bawaan suaminya yang sudah meninggal, dan seorang saudara yang berada di lain tempat. Mak Siti mengaku hanya sebatang kara. Disini air mata tuanya mulai menitik.

Sedikit bercerita tentang rumah Mak Siti. Rumahnya berada di gang persis dibelakang salah satu rumah. Tidak ada lampu PLN di rumahnya kecuali satu buah lampu pijar yang dikasih oleh tetangganya. Ketika diberi lampu tersebut, Beteh sebenarnya menolak karena menurut dia sudah cukup dengan lampu teplok saja. Di luar rumahnya terdapat hawu (tungku-pen) yang digunakan untuk memasak keperluan sehari-hari. Saat saya bertandang, Mak Siti sedang menanak nasi pada sebuah panci yang sudah menghitam karena memang dia memasak menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Tempatnya gelap, sumpek, tidak ada sumber cahaya selain jendela depan. Lantainya tidak ada keramik ataupun ubin, hanya semen saja. Ah, sungguh… saya merasa sedih ketika melihat-lihat ke dalam rumahnya. Apalagi kamar tidurnya… benar-benar gelap.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun