Sangat Khidmat prosesi upacara adat jelang pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dengan Siti Rubi Aliya Rajasa. Perpaduan dua adat Jawa dengan Palembang menjadi ciri khas khasanah bangsa itu akan dipersatukan dalam jalinan cinta dua insan manusia benama penikahan. Ritual jelang pernikahan calon kedua mempelai itu sarat akan makna kehidupan.
Sebagai pembuka, pasangan yang akrab disapa Ibas dan Aliya ini menjalani prosesi upacara adat siraman. Ritual ini dilakukan di masing-masing kediaman pasangan yaitu, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, sedang Aliya menjalani prosesi adat di rumahnya di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan.
Selain rangkaian ritual adat jelang pernikahan anak dari RI 1 dan B. 24 ini, ada yang menarik untuk dilihat. Nuansa serba biru tampak pada pakaian yang dikenakan keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pada acara midodareni di rumahnya masing-masing.
Blangkon SBY dan Ibas berwarna biru. Baju Aliya yang dipadu rangkaian bunga melati saat acara siraman juga berwarna biru. Kerudung istri Hatta dan istri SBY, Ani Yudhoyono, pun biru pula. Cucu SBY, Almira Tunggadewi Yudhoyono, anak dari Agus Harimurti dan Annisa Pohan, pun dipoles serba biru (tempointeraktif.com).
Makna biru tak lepas dari elemen air dan udara. Asosiasi alam yang berbeda berpadu menjadi sesuatu yang indah dan bermanfaat. Warna biru melambangkan keharmonisan, ketenangan, ketentraman, dan kedamaian. Itulah yang diharapkan dari kedua belak pihak.
Warna yang dipilih ternyata menyampaikan pesan pada orang di sekeliling. Apakah besanan SBY dan Hatta hendak mengambil filosofi warna tersebut? Perhelatan sakral ini memungkinkan semakin eratnya pemikiran PAN dan Demokrat. Berpadu menjadi satu kesatuan yang harmonis. Artinya koalisi yang kuat. Apakah ini sebuah kebetulan. Pastinya langit“membiru” jelang nikah Ibas – Aliya, namun belum tentu dengan langitnya rakyat.