Kalau berita-berita tentang lumpur lampindo Metro TV getol banget mberitain karena itulah salah satu senjata menyerang Bakrie. Trus bagaimana TV One membalasnya? Ketika KPK menggledah kantor Bakti Investama di menara MNC Kebon Sirih TV One membahasnya dengan mengundang narasumber yang muaranya menyerang Hary Tanoe CS yang mau modalin para calegnya. Walaupun TV One berusaha berimbang dengan mewawancara pengacara Hary Tanoe tetap saja redaksionalnya tetap menggiring opini bahwa partai Nasdem sedang butuh duit banyak buat dan terjadilah kasus penggelapan pajak itu. Sebagai ce-esan Hary Tanoe tentu saja TVnya Paloh berusaha nggak mau mbahas penggeledahan KPK ke kantor MNC TV. Padahal biasanya ini tv paling getol dengan berita-berita korupsi.
Kemarin ketika Hary Tanoe dimintai keterangan di kantor KPK Metro TV tidak memberitakan sama sekali (koreksi kalau saya salah). Hary Tanoe sendiri sangat marah dengan ulah KPKÂ dalam kasus ini. Walaupun dia nggak ngomong langsung tapi running text di Global TV jelas sekali menggiring opini para pemirsa bahwa pemeriksaan KPK ini bersifat politis (halloww pak Hary, katanya mau jadi politisi..) Dalam running text Global TV para redaktur berita yang bekerja untuknya berusaha cari excuses buat mbela bos-nya. Intinya kalau politisi dari partai lain diperiksa KPK dikupas tuntas tapi kalau yang 'satu ini' dibela atau disembunyikan.
Siang ini KPK memberitakan tentang penangkapan salah seorang anggota DPR komisi delapan dari partai Golkar dalam kasus korupsi pengadaan kitab suci Al-Quran. Seperti yang saya duga, metro TV memberitakan dengan sangat detail ditambahkan dengan opini yang intinya anggota DPR itu harus dipermalukan karena telah melakukan korupsi kitab suci. Bagaimana dengan TV One? TV ini lagi sibuk mberitain pencapresan Ical. Dan sebelumnya Ical udah wanti-wanti supaya kader Golkar jangan bikin blunder. Nah pasti kasus blunder politisi Golkar ini akan sedikit mengotori rapimnas partai Golkar di Bogor hari ini, jadi TV One berusaha bukan yang terdepan mewartakan yang beginian.
Kalau Anda seorang politisi dari partai yang punya media, terutama TV, beruntunglah Anda. Karena kemungkinan Anda akan survive dan exist lebih lama. Maka tahun 2014 adalah perang TV Golkar dan TV Nasdem. Dan mudah-mudahan rakyat nggak bodoh-bodoh amat...