Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

(To) Be = Auxiliary? (Controversial Post)

26 Januari 2012   17:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:25 1084 0
Menyambung tulisan saya sebelumnya masih tentang (to) be yang menurut saya cukup kontroversial untuk dijelaskan kepada orang Indonesia (Indonesian learners).

Para ahli bahasa juga mengkategorikan be sebagai auxilary (kata kerja bantu). Kata kerja bantu ini berfungsi sebagai pelengkap dalam kalimat dengan bentuk waktu (tense) continuous atau passive. Contoh :

- He is studying English. (present continuous)

- He is followed by someone. (passive and present)

Penjelasan mereka bahwa studying dan followed adalah main verb (kata kerja utama) dan is adalah auxiliary verb (kata kerja bantu). Lalu bagimana dengan auxiliary verb yang lain seperti : do, does, did, have, has dan modal auxilaray seperti : can, must, will, may, should, dan seterusnya? Apakah kata-kata itu sama fungsinya?

Kalau Anda pernah menyaksikan video saya di Youtube berjudul "The difference between verb and adjective", Anda akan tahu mengapa saya tidak mengatakan (to) be sebagai auxilary. Bagi saya be (present) itu adalah : am, is dan are, sedangkan auxilary (present) adalah do dan does.

Selama 12 tahun saya mengajar Bahasa Inggris saya mendapati bahwa kelemahan orang Indonesia dalam membuat kalimat adalah ketidaktahuan mereka akan jenis kalimat (noun, adjective, verb, adverb dan sebagainya). Akibatnya mereka menyamakan kalimat yang mengandung verb dengan yang mengandung adjective. Padahal jelas kalau kalimat mengandung verb, kalimat itu tidak membutuhkan be, sebaliknya jika sebuah kalimat mengandung adjective, kalimat itu membutuhkan be. Contoh :

- She cries.

- She is sad.

Kalimat pertama tidak membutuhkan be karena cries (menangis) adalah verb, sedangkan kalimat kedua membuthkan be/is, karena sad (sedih) adalah adjective. Dalam pandangan orang Indonesia pada umumnya menangis dan sedih dianggap sama, sama-sama menyatakan perasaan. Smile (tersenyum) dan angry (marah) juga dianggap sama, padahal smile itu verb, dan angry itu adjective.

Dalam kalimat negative, kalimat yang mengandung be (am, is, are, was, were) cukup ditambahkan not, sedangkan yang mengandung verb harus ditambahkan auxiliary (do, does, did) yang diikuti kata not sebelum verb1 (kata kerja bentuk pertama). Untuk kalimat tanya yes-no question dan wh-question inilah yang paling menyulitkan bagi mereka.

Nah, hal-hal seperti ini adalah masalah yang sering saya hadapi dalam kegiatan saya membuat mereka mengerti. Dan saya punya metode seperti ini :

Gunakan to be (am, is, are, was, were) untuk kalimat yang tidak ada kata kerjanya (non-verb), kalimat dalam bentuk waktu continuous/verb+ing, dan kalimat passive. Non-verbs di sini bisa noun, adjective, atau adverb. Contoh :

- ... you a teacher? (noun)

-... you happy? (adjective)

-... you there? (adverb)

-...you listening to me? (continuous)

-...you invited? (passive)

Sedangkan untuk pertanyaan yang mengandung kata kerja pertama (verb1), gunakan auxiliary verb (do, does, did). Contoh :

-... you like coca cola?

-... she have any children?

-....they see the accident?

Alhamdulillah metode saya ini cukup diminati dan efektif membuat mereka lebih mudah mengerti basic grammar dan mereka merasa lebih konfiden dalam membuat suatu pertanyaan. Sebelumnya mereka tidak tahu bagaimana memulai sebuah pertanyaan yes-no question.

Kesimpulannya walaupun sebagian besar ahli bahasa mengatakan to be itu sebagai auxiliary, saya berbeda pendapat. Saya mengatakan to be (is, are, was, were) itu  untuk kalimat non-verb, verb+ing, dan passive. Sedangkan auxiliary (do, does, did) itu untuk kalimat yang ada verb1-nya. Jadi bagi saya to be berbeda dari auxiliary dalam penyebutannya tapi setuju kalau to be itu memang kata kerja bantu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun