Kamis pagi, 1 September 2011, perut istriku mulai mulas. Malam itu aku menginap di rumah orang tuaku di Citayam untuk mudik lebaran. Kupikir itu hanya keluhan sakit perut biasa, tapi aku sadar pasti itu ada hubungannya dengan kandungannya yang sudah sembilan bulan lebih. Sebenarnya dokter yang memeriksa istriku memprediksi bahwa sang bayi akan keluar tanggal 4 atau 5 September ini. Akhirnya selepas subuh kami menuju ke rumah sakit di kota Bogor dari tempat orang tuaku di Citayam. Sesampai di rumah sakit dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi cesar karena posisi kepala si bayi tidak menunduk sehingga akan sangat sulit untuk melahirkan secara normal. Walaupun aku berharap istriku akan melahirkan normal seperti anak kami yang pertama namun apa boleh buat keputusan operasi adalah keputusan terbaik untuk sang ibu dan bayinya.