Ada kesan di mata rakyat bahwa perumahan rakyat bukan untuk rakyat kecil seperti mereka tapi untuk rakyat kalangan atas. Maka jangan heran kalau banyak tanah-tanah rakyat di daerah pinggiran dibeli kemudian dimiliki oleh pengembang-pengembang besar, akibatnya generasi berikutnya (anak dan cucunya) harus hidup mengontrak bertahun-tahun dan memiliki rumah bagi mereka masih sekedar impian. Kementerian perumahan rakyat seolah-olah hanya pihak yang meresmikan perumahan-perumahan elit sebagai pemasangan tiang pancang, launching atau pengguntingan pita belaka.
Terpilihnya Djan Faridz sebagai menpera yang baru memberikan harapan baru bagi rakyat pinggiran dan masyarakat miskin perkotaan. Ini karena latar belakang Djan sebagai ketua PWNU dan bendahara forum silarurahmi ulama dan habib dan merupakan anggota DPD dari DKI Jakarta. Semua tahu bahwa rakyat miskin kebanyakan di daerah pinggiran adalah para Nahdiyin, sehingga kedekatan Djan dengan rakyatnya tidak perlu diragukan lagi. Di daerah-daerah pinggiran kali ciliwung di Jakarta yang selalu kebanjiran di musim hujan adalah rakyat yang dekat dengan Djan karena posisi Djan dalam dalam organisasi keagamaan tadi.
Tentu saja kali ini Djan tidak hanya harus memperhatikan rakyat pinggir kali ciliwung yang sudah familiar dengannya tapi juga daerah-daerah lain di tanah air. Penyedian rumah bagi para prajurit TNI, rumah-rumah di daerah perbatasan dan perumahan bagi mereka yang kehilangan rumahnya akibat bencana alam juga harus segera direalisasikan. Selamat bekerja Djan...