Mohon tunggu...
KOMENTAR
Horor

Pengalaman Bertemu Hantu Wanita di Kebun Bambu

2 Desember 2024   20:13 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:28 107 2
Pengalamanku ketemu hantu wanita di kebun bambu.

Aku adalah seorang anak laki laki yang hidup dan tinggal di sebuah pedesaan. Usiaku saat ini sudah menginjak kepala empat. Dan aku sudah memiliki tiga orang anak, satu anak laki laki dan dua orang anak perempuan.

Aku di sini ingin sedikit menceritakan pengalaman hororku di masa dulu, di masa ketika aku waktu itu masih menginjak usia remaja. Kira kira usiaku waktu itu sekitar umur sembilan belas sampai dua puluh tahunan mungkin.

Pada masa usia segitu adalah masa masa nya aku hidup ibarat kelelawar,hehe. Siang hari tidur, dan malam harinya bergadang bersama teman teman. terkadang sampai menjelang subuh.
Seperti itulah, subuh nya aku tidur sampai menjelang siang.

Aku bergadang sama teman teman hanyalah sekedar menghilangkan rasa jenuh. karena anak muda pengaangguran seperti kami tak punya banyak kegiatan yang mengikat. Saya atau pun teman teman bekerja mencari uang seketemu nya saja.
Ada yang butuh tenaga kami, ya kita kerjakan. Gak ada, ya kita santai saja. Toh biaya hidup masih di tanggung orang tua hehe.
Itulah indahnya masa masa remajaku yang hidup di sebuah perkampungan di sebuah pelosok desa.

Kami begadang sekedar mencari kesenangan kesenagan kecil bersama sama. Misalkan sekedar bermain catur, main karambol , nyanyi nyanyi bareng di iringi sebuah gitar jadul yang sudah lapuk. Satu buah gitar yang Setiap malam di pake bergantian. Apapun itu yang penting kita bisa hepy bersama.

Di Masa masa remaja saya, belum ada telepon selular seperti sekarang ini. Biar pun ada, hanya orang orang tertentu saja yang memilikinya. Itulah sebabnya cara kami mencari hiburan di jaman itu secara alamiah saja.tak ada yang berbau bau teknologi.

Bergadang sampai larut malam, Tak jarang kalau sudah memasuki pertengahan malam membuat perut kita keroncongan. rasa lapar mulai menyerang. timbulah ide untuk patungan duit bersama, bikin acara masak masak. Yang lagi pegang duit monggo patunganpatungan. dan yang lagi bokek, santai saja yang penting mau ikut bekerjasama. Dan siap untuk di suruh suruh. Haha, kejamnya dunia ini.

Baiklah, saya langsung saja menceritakan kejadian nya. Pengalaman ku waktu aku masih remaja dan  bertemu sesosok hantu wanitawanita dengan muka rusak dan sangat menjijikan.

Pada waktu itu, entah di tahun berapa saya lupa. Mungkin sekitar tahun 1998 an.
Seperti yang saya ceritakan di atas, saya dan teman teman begadang hampir tiap malam, dan kalau sudah menjelang malam kita suka merasa kan lapar. Kemudaian membuat acara masak masak.

Malam itu mungkin sekitar pukul setengah dua lebih. Aku dan teman teman sepakat untuk membuat acara masak masak, ngaliwet kalau istilah di kampungku.

Itulah, kebetulan memang waktu itu cuma aku sendiri yang lagi gak pegang uang. Sudah begitu di antara teman temanku akulah memang orang yang selalu jadi bahan suruhan mereka.

Selayaknya acara masak masak, kami membuat api pembakaran dengan menggunakan kayu bakar. Kayu kayu itu bisa dengan mudah kami dapatkan di belakang rumah warga. Karena kampungku masih terbilang berada di dekat hutan. Belakang belakang rumah warga masih banyak pepohonan pepohonan.

Selesai bikin api pembakaran, saat nya kita berbagi tugas. Teman temanku yang lain ada yang pulang ke rumah mengambil peralatan memasak, ada juga yang mencari bahan bahan buat bikin sambel, misalkan cabe garam atau apa saja seadanya. Mereka mencari di dapur dapur rumah mereka seketemunya.

Nah, kalau aku kebagian di suruh ke warung. Kebetulan pada masa itu kampungku masih terbilang benar benar masih perkampungan banget. Warung warung juga masih jarang, kalau tidak salah di kampung ku waktu itu hanya ada dua warung saja.
Jarak antara satu rumah kerumah liannya terkadang harus melewati kebun kebun yang masih banyak rerimbunan pohon.

Saat itu aku melangkahkan kaki menuju warung, kebetulan warung yang ku tuju berada di paling ujung perkampunganku.
Untuk sampai ke sana aku harus melewati sedikit hutan meski jaraknya tidak begitu jauh.
Hutan kecil di pinggir kampung itu ada banyak rerumpunan bambu.

Waktu itu dengan memegang sebuah lampu senter kecil aku berjalan dengan santai , tak ada terpikir rasa takut sedikitpun karena memang aku sudah terbiasa melewati jalan itu meski sudah tengah malam sekalipun.

Ketika tiba melewati rerumpunan bambu itu, tiba tiba hidungku seperti mencium wewangian.entahlah wewangian apa yang tercium oleh hidungku. Wewangian bunga atau wewangian apa, aku soalnya kurang hapal yang namanya wangi wangian.
Yang pasti saat itu, bau wangi itu teramat menyengat menusuk hidungku.
Pada saat itu aku santai saja enggak punya pikiran yang enggak enggak. Karena sejujurnya meski aku sering dengar cerita cerita tentang hantu, tapi aku tidak begitu tahu isayarat isyarat akan kemunculan mahluk mahluk seperti itu.
Aku teruskan saja laju langkahku, Namun baru beberapa langkah aku meneruskan perjalanan ku, sepintas mata ku seperti melihat seseorang keluar dari rerimbunan pohon bambu, sedikit tersentak pandangan mataku menoleh ke arah yang ku lihat tadi.
sepontan tanganku mengarahkan lampu senter ke arah sosok tersebut.

Cahaya lampu senterku pun menyorot menerangi bawah rerumpunan bambu itu.
Ku lihat seorang temanku bernama badrun tengah berdiri memandang ke arahku.

Hatiku saat itu jadi bertanya tanya, perasaan si badrun tadi pulang ke rumahnya mau mengambil perabotan buat masak, tapi kenapa kok sekarang dia ada di sini? Di tempat gelap, di bawah rumpun bambu pula. Lagi apa bocah di tempat seperti ini malam malam.

Pada saat itu aku tidak punya pikiran yang aneh aneh, pikirku mungkin temanku bernama badrun tengah mencari ranting ranting kering buat pembakaran. Saat itu aku berpikir mungkin pembakaran nya kekurangan kayu atau giamana gitu.
Aku mencoba melangkah menghampiri dia, sekalian ingin menanyakan sedang apa dia di tempat gelap seperti ini.

"Lagi ngapain kamu di sini? " Tanyaku waktu itu.

Namun aneh nya dia tak menjawab pertanyaanku. Si badrun hanya tersenyum, sembari ngeloyor meninggalkan aku begitu saja.
Aku hanya berdiri terpaku melihat si badrun yang berjalan meninggalkan ku tanpa ada basa basi sedikitpun.
Belum selesai kebingungan ku melihat sikap si badrun, di tambah lagi pandanganku melihat ia melangkahkan kakinya bukan pergi ke arah perkampungan. Namun ia malah masuk ke dalam hutan yang gelap, kemudian aku tak melihat lagi tubuhnya. Ia masuk ke dalam kegelapan.

Pada saat itu aku benar benar di buat bingung. Padahal si badrun orang yang paling kocak dan tak secuek itu kepadaku. Ko bisa sikapnya jadi berubah sratus dealpan puluh derajat.

Ya sudahlah, saat itu aku tak mau banyak berpikir, aku harus segera pergi ke warung. Takutnya teman temanku yang lain terlalu lama menunggu.

Aku pun segera melanjutkan perjalanan. Sampai tiba di warung, aku harus menggedor gedor yang punya warung karena memang hari sudah memasuki jam dua malam kurang lebih. Warungnya tentu saja sudah tutup.

Walau dengan sedikit malas melayani karena rasa kantuk, bu arsih yang punya warung terpaksan membuka sedikit pintu warungnya yang pada waktu itu hanya di tutup dengan papan papan di susun rapi. Di kampung saya menyebutnya dengan canteng warung.
Tak banyak yang saya belanjakan, yang saya beli waktu itu kalau tidak salah, beras, kopi dan roko. Kemudian ikan asin dan beberapa bungkus mie rebus.
Selesai berbelanja saya pun segera pulang lagi melewati jalan yang tadi. Jalan ketika saya pergi ke warung ini dan saya bertemu dengan badrun.

Di sinilah momen momen aku bertemu dengan sesosok mahluk wanita dengan muka yang rusak.

Aku melangkah berjalan pulang menuju ke tempat kami nongkrong, dimana teman temanku sudah menungguku.

Aku kembali melewati jalan yang ada rerumpuan bambu itu. Persis di tempat itulah, aku melihat dalam kegelapan malam. di depanku seorang wanita berjalan menuju ke arah ku, aku pikir dia itu tetanggaku yang mungkin juga ingin pergi ke warung untuk membeli sesuatu.

Tak ada pirasat apa apa dan tak ada pikiran yang tidak tidak dalam benaku. Aku berjalan saja dengan santai hingga wanita itu berpapasan denganku. Namun ketika tinggal beberapa langkah lagi ia dekat dengan ku. Tiba tiba wangi wangian itu tercium kembali oleh hidungku. Bau aroma yang sangat menyengat sekali.
Nampak sekali olehku wanita itu mengenakan kebaya ala gadis sunda. Rambutnya terurai hingga menyentuh di atas tanah. Namun wajah nya tak begitu terlihat jelas olehku karena suasana di tempat itu lumayan gelap karena rerimbunan pohon bambu.

"Mau ke mana? Belanja ke warung ya? " Tanyaku waktu itu ketika gadis itu hendak melewtiku.

"A uu, a uu. " Begutulah jawaban suara wanita itu, tak begitu jelas apa yang di ucapkannya.
Aku yang sudah berjalan melewatinya seperti tersadar akan sesuatu, pikiranku mulai berpikir kepada hal hal musitis. Bulu kudukku semakin merinding. Namun rasa penasaran menggerakan tangan ku untuk segera berbalik dan menyorot dengan lampu senter wanita itu yang sudah melewatiku.

Jantungku nayaris copot seketika, dalam terang nya lampu senter yang ku sorotkan ke mukanya, nampak terlihat jelas muka yang rusak penuh nanah, matanya melotot seperti hendak lepas dari kelopaknya. dengan lidah yang menjulur ke luar.

Sepontan saat itu juga aku berteriak sambil lari terbirit birit.
Sesampainya di tempat teman temanku, lututku langsung gemetaran dan pandangan ku tiba tiba saja menjadi gelap. Aku langsung pingsan di hadapan teman temanku saat itu juga.

Setelah tak lama aku sadar kembali, ku lihat sudah banyak warga yang mengerubungi ku. aku langsung di bawa pulang dan tak jadi ikut masak masak karena aku masih shock.

Keesokan harinya setelah keadaanku pulih dan normal lagi seperti biasa. Teman temanku mencecarku dengan berbagai pertanyaan. Mereka penasaran apa sesungguh nya yang terjadi denganku. Aku menceritakan nya dengan gambalng dan detail.
Ku ceritakan juga ketika pertama kali aku bertemu badrun yang muncul di bawah rerumpuan bambu dan pergi ke dalam hutan.

Si badrun pun menjawab kepadaku ketika aku pergi ke warung, dia itu mengambil perabotan masak dan tak pergi ke mana mana. Karena ia saat itu langsung menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan acara masak masak.


Mungkin segutu saja cerita pengalaman ku, terimakasih kepada semua yang telah sempat membaca tulisan saya ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun