Ya, malam ini kami sudah menyelesaikan makan malam bersama, berkumpul, yang menjadi salah satu tradisi menyambut tahun baru China. Tentu saja yang penting adalah kebersamaan dan ikatan kekeluargaan supaya lebih berbahagia dan sukses menyambut tahun yang baru. Biasanya kami berkumpul di rumah salah satu Ie-ie (tante) yang paling tua dalam keluarga yang ada di kota yang sama, jadi banyak sepupu dan Ie-ie dan Atye (om). Tapi tahun ini masing-masing keluarga saja nampaknya, karena ada urusan pernikahan di keluarga Ie-Ie tersebut. Dan kakak perempuan saya juga berhalangan pulang karena urusan kantor, tapi kami tetap melakukannya dong.
Saya beruntung bisa cuti hari ini dan sudah tiba di Cirebon kemarin malam. Jadi banyak persiapan imlek yang bisa saya bantu di rumah. Bersih-bersih, melap kaca dan tempat yang lama tidak dijangkau, belanja persiapan terakhir yang masih kurang seperti minuman manis bersoda, dan hmmm sepertinya cuma itu yang saya lakukan.
Sisanya sudah hampir siap, masakan sudah ada, buah-buahan untuk sembahyang tradisi sudah ada, baju baru sudah dibeli termasuk uang sudah dibakar. Ya, asapnya putih membumbung di langit yang gelap... Uang yang terbuat dari kertas khusus, tentu saja bukan uang beneran, yang katanya bisa pindah dunia. Duh, ya begitu deh karena belum ada yang pernah mengecek kebenarannya toh?
Lampion kecil juga sudah dipasang dan malam nanti kami pergi ke klenteng kecil menyaksikan barongsai dan kembang api, jadi yang pasti bisa sampai lewat tengah malam. Tentang ini Papa Mama benar-benar setuju bahwa Gus Dur berjasa.
Besok perayaan imlek, perayaan yang penting dan membahagiakan bagi kami. Kami akan mengunjungi beberapa sanak saudara dan kenalan, menerima dan memberikan angpau (tentang angpau ini saya masih menerimanya. Tapi mungkin akan saya tolak jika ada kesempatan, karena aku hampir 30, dan sudah punya pekerjaan, malu rasanya. Hanya itu yang menghalangi, sepertinya terasa tidak pantas saja. Tapi selama belum menikah, wajib menerima katanya. Tidak sopan ditolak, itu tanda kesejahteraan, doa dan harapan di tahun yang baru supaya penuh prosperity, fu qiang. Jadi besok kalau masih diberi, saya tetap sambut dengan sumringah walau tangan pura-pura menggeleng).
Kami juga mungkin akan dikunjungi beberapa kenalan dekat. Acaranya pasti penuh kue manis, minuman manis, obrolan yang seringkali merupakan kelanjutan dari obrolan tahun sebelumnya, tawa yang kadang sekedarnya, dan cerita-cerita termasuk banyak pertanyaan yang agak mengusik dan cerewet. Kalau banyak saudara yang berkumpul dan tidak keluar (atau kembali dari keliling tadi), kadang kami bermain mahjong di salah satu rumah mereka.
Kami juga menularkan sedikit kemeriahan ke tetangga dan kenalan dalam lingkup rukun warga dengan membagikan kue keranjang yang tidak menggunakan keranjang sama sekali, dodol. Biasanya dari lingkungan sini ada juga yang datang main mengucapkan selamat pada hari H-nya, dan tentu saja sebagai penghargaan dan doa, Mama memberikan angpau pada anak-anak mereka.
Ya, itu tadi sedikit corak perayaan imlek di keluarga kami. Seperti perayaan agama atau tradisi lain yang penuh makanan, kami harus siap akan perut penuh, dan tentunya penuh dengan keakraban dan persaudaraan. Selamat merayakan imlek bagi yang merayakan, Gong Xi Fa Cai, Wan Se Ru Yi (semoga semuanya lancar... Duh semoga berlaku untuk pencernaan juga nih :-) )