Pada suatu hari, Arga memutuskan untuk berkelana, meninggalkan desanya yang nyaman. Ia ingin mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu menghantui pikirannya. Perjalanan itu membawanya melintasi pegunungan, menyusuri hutan, dan menyeberangi sungai-sungai yang deras.
Di tengah perjalanannya, Arga bertemu dengan seorang biksu tua yang sedang duduk di bawah pohon besar. Tanpa ragu, Arga mendekatinya dan bertanya, "Maafkan saya, Tuan. Saya sedang mencari makna hidup. Bisakah Anda membantu saya menemukannya?"
Biksu tua itu tersenyum lembut dan menjawab, "Makna hidup bukanlah sesuatu yang bisa ditemukan di luar dirimu, anak muda. Makna hidup ada di dalam hatimu sendiri."
Arga terdiam sejenak, merenungkan kata-kata biksu tersebut. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya, masih dengan rasa penasaran yang sama. Di sebuah desa lain, ia bertemu dengan seorang petani yang sedang bekerja di ladangnya. Arga menghampiri petani itu dan bertanya, "Apa makna hidup bagi Anda, Pak?"
Petani itu mengangkat kepalanya dan menjawab sambil tersenyum, "Makna hidup bagi saya adalah bekerja keras untuk keluarga saya, melihat mereka bahagia, dan merasa puas dengan apa yang telah saya capai."
Jawaban petani itu membuat Arga semakin berpikir. Ia menyadari bahwa setiap orang memiliki makna hidupnya sendiri-sendiri. Perjalanannya kemudian membawanya ke kota besar, di mana ia bertemu dengan seorang pengusaha sukses. Arga pun bertanya hal yang sama.
Pengusaha itu menjawab, "Makna hidup bagi saya adalah mencapai kesuksesan, memberikan dampak positif kepada banyak orang, dan terus berkembang tanpa henti."
Arga mulai mengerti bahwa makna hidup tidak bisa dijelaskan dengan satu jawaban yang pasti. Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda-beda berdasarkan pengalaman dan nilai-nilai yang mereka pegang.
Setelah berkelana selama bertahun-tahun, Arga akhirnya kembali ke desanya. Ia menyadari bahwa pencariannya selama ini telah memberikannya pelajaran berharga. Ia memahami bahwa makna hidup tidaklah statis; makna hidup adalah perjalanan itu sendiri, bagaimana kita menjalani hari-hari kita dengan penuh kesadaran, kebahagiaan, dan rasa syukur.
Arga kini menjalani hidupnya dengan tenang. Ia menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil: membantu tetangganya, menikmati keindahan alam, dan mencintai keluarganya. Ia tidak lagi mencari makna hidup di tempat-tempat jauh, karena ia telah menemukannya di dalam hatinya sendiri.
Setiap manusia memiliki perjalanannya sendiri untuk menemukan makna hidup. Jangan pernah lelah untuk mencari dan menjalani hidup dengan penuh cinta dan rasa syukur. Karena pada akhirnya, makna hidup adalah apa yang kita buat darinya.
Semoga roman ini dapat memberikan inspirasi dan makna bagi para pembacanya.