Aksi bela Islam 212 di Jakarta dapat dikatakan sebagai gerakan sosial terbesar di abad milineal. Aksi bela Islam 212 sendiri dipicu oleh pernyataan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait surat Al -- Maidah 51[1]. Ahok yang seorang non-muslim dinilai tidak memiliki legitimasi untuk menterjemaahkan isi Al -- Qur'an. Kasus ini bermula pada tanggal 27 September 2016, Basuki Tjahaja Purnama diduga menghina Al Qur'an yaitu surah Al Maidah [5]: 51 saat kunjungan kerjanya ke Pulau Pramuka yang berlokasi di Kepulauan Seribu. Aksi ini dikatakan terbesar karena jumlah massa yang mengikuti aksi bela islam tersebut diperkirakan mencapai jutaan, berdasarkan dari berbagai sumber media yang di dapat jumlah masyarakat dari berbagai kalangan
KEMBALI KE ARTIKEL