Kurasakan malam semakin lama aku tenggelam dalam keterpurukan menyesali ketika kemiskinan selalu setia menemaniku , tak ubahnya senyum sesaat ketika beberapa tumpuan kardus bekas bisa berubah beberapa lembar uang sepuluh ribuan . tapi apa cukup buat mencukupi kebutuhan beberapa hari kedepan sambil terus beranjak dari satu tempat ketempat mengais sampah bagi mereka tapi rejeki buat ku dan keluargaku .
Dari selembar koran usang terpampang sang Putri Negeriku terpampang dengan kasus korupsinya , Gunemku dalam hati ini pembedanya aku melakukan memulung barang rongokan dengan kail besi dan keranjang usang yang ketika sorenya hanya bisa ditukar denga seliter beras untuk menyambung hidup esok anakku sedang sang putri hanya dengan sekali lentikan jari bisa memulung ratusan juta sambil bercengkrama , jalan - jalan keluar negeri dengan keluarga kecilnya .
Oh sang malam masih kau kutukah aku menjalani kehudupan ini ?. Jika sebuah buku kematian ada maka izinkan aku menitip pesan atau kutulis sendiri guna mematikan kemiskinan ini dariku dan jadikan aku pemulung yang punya arti dari sebuah keabadian sebagai profesi . Ku rebahkan tubuh ku dia atas kardus merk rokok sambil menatap malam menjemput pagi dimana sampah dan barang rongsokan telah menanti .