Kadang saya itu terlalu pengecut untuk menulis cinta atau mendefenisikanya, karena apa sih hal yang tidak ada hubungannya dengan cinta?! Mustahil bukan?. Seorang penjahat sekeji apapun pasti punya cinta, jadi buat apa kita perlu repot-repot dan sibuk mengajarkan cinta karena mereka sudah tahu. Dan itulah pandangan saya tentang cinta Cuma 5 huruf tapi itu duluuuuuuu sekali!!!
Dimana-mana pasti ada cinta, tidak percaya?! Coba pikirkan! kata cinta itu, ada berapakah kata cinta jika di jumlahkan setiap harinya dari mereka yang membahas dan mengucapkanya?! Terlalu rajin untuk menghitungnya?! Hahaha.. :p cape deh..!!
Bicara cinta itu pasti persoalan hati!! Tapi kata siapa? Mereka yang cuma mengandalkan perasaan, pasti menderita jika cinta hanya dianggap persoalan hati, kenapa? Coba tanya diri anda sendiri, bisakah semua permasalahan dipecahkan dengan perasaan?! Bagi saya perasaan itu berubah-ubah, tidak bisa selalu sejalan dengan awal tujuan. Kita bisa lihatbuktinya dengan adanya perselingkuhan dari hubungan pacaran bahkan yang sudah berkeluarga pun sering terjadi perselingkuhan. Yang katanya sayang dan cinta selamanya. Jadi cinta yang mengandalkan perasaan masih belum bisa menjadikan cinta sebagai kebutuhan hidup secara keseluruhan.
Membahas cinta yang mula-mulanya dari mata lalu turun ke hati sepertinya terlihat sederhana, tapi sebenarnya ini perlu kejujuran dan keberanian yang mendalam. Tapi masa iya, kita lewati senjata yang sangat di andalkan yaitu akal yang sangat cenderung dengan logika. Sedangkan kejujuran dan keberanian harus melewati akal sehat. Banyak tokoh besar dunia yang mengandalkan logika sebagai cintanya hingga banyak pula sebuah penemuan yang bermanfaat hingga sekarang.
Kejujuran dan keberanian dalam cinta belum tentu bermuara pada pengorbanan. Etika cinta selalu menjadi kewajiban pada setiap orang yang mengandalkanya. Kejujuran wajib, keberanian wajib!! Dan hal inilah yang selalu dicari banyak orang dalam hubungan pasangan suami istri ataupun cintanya para remaja (pacaran). Merekayang mengandalkan logika dalam cintanya pasti punya pondasi yang kuat.
Etika dan logika cinta memang cukup sebagai pondasi. Tapi hal ini bukan tanpa masalah loh?!. Duluuuu sekali Si Om filsuf Immanuel Kant atau biasa disebut Kant pernah menerapkan hal ini. Prinsip itulah yang kita pegang. Prinsiplah yang membawa kita punya nilai, tapi nilainya itu hanya yang sama dengan orang yang mempunyai prinsip sama dengan kita pula.
Prinsip kemungkinan besar mengarah pada keyakinan, tapi tidak semua orang sama prinsip dan keyakinannya. Kejujuran wajib, keberanian wajib itulah prinsip-prinsip cinta. Tapi bagi saya ini masih terkesan egois!! Dan ini masih punya permasalahnya, Si Om Kant pernah di ajukan sebuah pertanyaan ilustrasi seperti ini,
Anda punya prinsip berani dan jujur, tapi suatu hari anda ini punya teman atau rekan yang lari dan sembunyi karena ingin dibunuh oleh pembunuh. Lalu rekan anda itu bersembunyi dirumah anda dan ketika itu anda harus berhadapan dengan pembunuh maka Si pembunuh mengajukan pertanyaan pada anda “Apa anda melihat seseorang (teman anda) yang lari ke sekitar sini?” dan sekarang apa yang anda harus lakukan dan ucapkan pada pembunuh tersebut?.
Ilustrasi diatas mengajak kita untuk merasa dan berpikir pada pengorbanan. Korban Perasaan bersalah karena kita telah berbohong dan juga pengorbanan pada prinsip yang selama ini kita jadikan pegangan. Coba jika anda mengikuti prinsip-prinsip yang ada, maka teman anda akan terbunuh bukan?! Kita berbohong seperti itu bukan karena perasaan kasihan pada teman kita, tapi inilah yang disebut cinta itu perlu pengorbanan dalam segala hal dan saya biasa menyebutnya kompromi.
Kompromi itu buat saat ini adalah kunci dari ratusan masalah cinta. Cinta terhadap keluarga, tetangga, Negara dan antar Negara. Hubungan bisa terjalin nyaman karena adanya kompromi di antara semuanya. Dalam keluarga pasangan suami isteri tidak perlu tersiksa karena curiga. Karena kompromi memberikan opsi dan solusi buat keduanya (win win solution). Kompromi adalah komunikasi yang terwujud dengan saling menghargai, toleransi, dan sama-sama perihak yang kita butuhkan. Kompromi bukan kewajiban tapi kebutuhan. Kompromi juga bukan sebagai kepercayaan penuh terhadap satu hal, tapi kompromi itu memberikan pelajaran agar kita selalu berpikir logis sebelum percaya. Dan begitupun sebalikya.
Jadi sebenarnya defenisi cinta menurut saya sejauh mana kita mengenal pengorbanan cinta itu sendiri. “Cinta itu cukup luas tapi hanya seluas pengorbanan kita dan cinta itu terbatas, sebatas kita mengartikan cinta itu sendiri.”
Salam Cinta.
Pesan :
Tulisan ini sebenarnya saya persembahkan pada dua orang kompasianer yaitu pada Teteh Mariska Lubis dan Bang Risman. Karena dua orang itu saya terjangkit virus cinta dalam tulisan-tulisannya. Dan kedua orang itu juga tidak pernah lelah menuliskan cinta disetiap cintanya. Thanks, :)
~ Memang nikmat membaca itu tapi lebih nikmat lagi bila kita menulis, dan terus berkarya ~
Oleh Gw Untuk Lo~PiSs ah…!! :p