Pak Haji : "Astagfirullah"
"Tapi Menang Pak"
Pak Haji : "alhamdullilah"
ini anekdot jaman saya masih SD atau SMP, joke ini dibuat anak2 tanggung sebaya sehabis sholat maghrib, sebagai bahan pembunuh waktu atau iseng setelah belajar mengaji, untungnya joke ini dikeluarkan oleh teman2 sesama muslim, kalau di keluarkan oleh yg non muslim mungkin ceritannya lain, kita anak2 tanggung itu pasti menantang beratem...
ada lagi anekdot spt ini :
si A : "Babi haram kan?"
si B : " ya iyalah, loe muslim bukan sih?"
si A : "tapi pak Haji melihara anaknya"
si B : "hah??"
si A : "Ya Iyalah, wong dia melihara anaknya sendiri.."
si B : @#$%^&%$#$% (kesal dan a dezig terjadilah pergumulan khas anak2 tanggung)
kata memang menjadi faktor penentu oleh siapa dikeluarkan sebagai kapasitas apa, saya jadi teringat jaman orba dulu mensesneg kala itu Moerdiono, sangat hati2 tekesan gugup sekali dalam berbicara terlihat seperti orang gagap, selepas jabatan menteri bicaranya lancar sekali.
kalo diibaratkan bandul, orang2 yg mempunyai hirarki lebih tinggi dalam suatu organisasi (baik kecil - keluarga, RT, Perusahaan sampai yg paling besar Negara) ucapannya bisa menjadi arah kebijakan / policy yg membuat bandul dibawahnya mengayun sangat kencang, walaupun bandul diatas hanya bergerak sedikit.
Contoh : PKS - Tifatul Sembiring dalam menyikapi Jilbab, SBY dalam menyikapi terorisme, dengan mengeluarkan foto diri yg ditembak, menuai kontroversi yg luar biasa besar di masyarakat.
Semakin tinggi hirarki, pemilihan kata, timing yg tepat sangat diperlukan, sebelum semua terlanjur keluar dan kemudian di tarik kembali - istilahnya menjilat ludah sendiri -
hmmm kadang saya berfikir, Silence is Golden, tapi tidak selamannya, (terbukti presiden kita yg dulu dg prinsip diam itu emas ga kepilih lagi) ya itu tadi timing dan pemilihan kata yg tepat terutama kepada siapa kita berbicara, dalam kapasitas apa kita berbicara, kadang joke diatas pun tidak kena, kalo tempat, si pembicara (kedekatan emosionil si pembicara dan yang mendegar) serta di suasana tidak mendukung.
Mumpung masih suasana Ramadhan, mudah2an dengan berbicara baik, bersikap baik, semua di lipatgandakan tidak hanya dapat lapar dan haus saja...
Bangkok 14 Sept 09