Ada kecenderungan unik yang tidak pernah kita alami sebelum kelahiran internet yaitu sedemikian cepat dan dahsyatnya penyebaran suatu gagasan (entah berupa tulisan, gambar atau video) yang dalam waktu singkat merebak ke seluruh dunia. Foto atau video itu tidak harus berstandar jurnalistik, karena dalam dunia maya semua orang awam punya hak yang sama di dalam mengekspresikan dirinya, entah itu berselera seni tinggi atau rendah. Entah itu penting atau sekedar remeh temeh. Dan inilah yang kita saksikan pada saat berselancar (browsing) ada tren mengunggah foto ‘nyentrik’ dengan tema yang berganti-ganti.
Anda mungkin sedikit bingung mendengar istilah-istilah berikut ini : planking, owling, horsemanning, batmanning. Bahkan istilah tersebut mungkin belum tercantum dalam kamus bahasa Inggris. Semua yang disebutkan di atas memang ‘kosakata’ baru untuk merujuk kepada keranjingan (craze) mengunggah foto-foto pribadi sesuai dengan gaya yang dipersyaratkan pada nama-nama tadi. Misalnya pada planking (dari kata plank yang bermakna papan), maka si pelaku dalam foto ini harus berpose bak papan kayu. Badan diluruskan dalam posisi tengkurap, kedua lengan sejajar dengan badan dengan telapak tangan menghadap ke atas dan ujung jari-jari kaki menghadap ke bawah. Lokasi melakukan planking ini boleh di mana saja, tetapi semakin aneh dan membahayakan tempatnya, semakin unik nilai fotonya. Oleh karenanya, ada orang yang melakukan planking di atas cerobong asap rumah, di antara pegangan elevator (tangga berjalan), di atas punuk dua ekor onta, di pinggiran pagar tembok dan sebagainya.