Judul tulisan di atas bukan akan membahas soal trik untuk kissing yang pertama, sekalipun gambar yang menyertainya menyiratkan ke arah sana. ‘Cup’ yang disebutkan di sini adalah istilah bahasa pasar untuk menguasai sesuatu benda atau barang, mendahului dari orang-orang lain, sehingga kita memegang ‘hak milik’ atas benda tersebut. Benda ini tentu sangat favorit diperebutkan orang, sehingga dengan mengucapkan cup, kita memproklamirkan kepada semuanya bahwa benda tersebut ‘sudah ada yang punya’ dan secara etika dilarang untuk diambil lagi. Contohnya, kita menge’cup’ kursi yang paling strategis pada pertunjukan musik atau pertandingan sepakbola, sehingga kursi ini tidak akan diduduki orang lain. Atau kalau pada sebuah piring tertinggal hanya sepotong martabak satu-satunya, seorang anak biasanya akan mengatakan ‘cup’ supaya teman-temannya tidak mencomot martabak ini, sekali pun belum diambil orang.
‘Hukum tidak tertulis’ mengecup sesuatu barang ini nampaknya sangat universal dilakukan di dunia. Dalam bahasa Inggris dia dinamakan call dibs. Kalimat I call dibs ini dipakai secara umum di Amerika, Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, India, Mesir diantara anggota keluarga dan sahabat. Diantara anak muda bilamana menjumpai seorang gadis cantik atau pemuda ganteng, maka mereka akan beradu cepat mengatakan I call dibs, sehingga memperoleh ‘hak paten’ untuk menyapa gadis/pemuda itu pertama kali. Yang lainnya harus berpuas diri menunggu giliran sampai si pengucap call dibs tadi sudah puas mengobrol dengan sang idola tadi.