Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Amboi, Lagi-lagi Salah Ketik....!

28 Juli 2011   08:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:18 15 8

Ini barangkali tulisan usil mengurusi salah ketik yang tidak penting di koran ‘Kompas’. Dan memang demikian adanya saya akui. Jadi tujuan mem-posting tulisan ini semata-mata untuk menghibur rekan-rekan Kompasiana melihat bagaimana kekurang-cermatan editor mengoreksi dapat menimbulkan kelucuan yang tak diduga-duga. Bukalah halaman 27 koran Kompas edisi hari ini dan bacalah artikel yang berjudul ‘Kesehatan Mata untuk Kesehatan Jiwa’. Artikel ini antara lain membahas tentang prosedur operasi katarak mata dimana setelah dilaksanakan operasi, maka akan dipasang lensa tiruan di dalam bola mata agar si penderita dapat melihat kembali dengan jelas.

Tapi cobalah Anda simak yang tertulis pada paragraf 8 artikel ini yang berbunyi : ‘Sementara itu mengingat kekuatan daya bias lensa katarak akan menurun, lensa tersebut diganti dengan lensa intra okular (lensa taman) yang perkembangannya kini…. dst’. Astaga naga, lensa taman dimasukkan ke dalam mata kita? Ternyata ini gara-gara ‘salah ketik’ yang ingin menuliskan lensa tanam, malahan jadi error terketik ’lensa taman’. Jadi ini sekaligus membuktikan bahwa salah ketik dalam bahasa Indonesia pun bisa menimbulkan kelucuan tersendiri. Saya pernah menuliskan beberapa waktu yang lalu, Kompas sudah melakukan typo (salah ketik) ‘menyalakan lilin’ menjadi ‘menyalahkan lilin’ yang tentu saja membuat syaraf ketawa kita tergelitik.

Bahkan dua hari yang lalu, ada pula ‘salah ketik’ pada berita tentang penistaan bendera merah putih yang terjadi di Madiun pada saat pertandingan bola voli dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI. Disebutkan di sini, dengan mengendarai sepeda motor para pemuda desa di situ, mencabut bendera merah putih yang terpasang di sepanjang jalan dan menyeretnya di jalanan. Inilah kutipan yang mengandung typo : ‘Bendera yang berhasil mereka cabut kemudian digelandang sepanjang jalan, dipermaikan, dan diperlakukan tidak hormat. Saya pikir kalau bendera nasional kita dipermaikan, itu sangat bagus karena berarti mengandung konotasi ‘diagungkan’. Tapi lagi-lagi ini nampaknya telah terjadi kesalahan teknik dan seharusnya tertulis dipermainkan. Ya, beda tipis saja, kekurangan satu huruf, namun maknanya jadi bias tak keruan.

Anda masih mau dihibur satu lagi dengan ‘kesalahan ketik’ ini? Simaklah tulisan yang dimuat pada harian Kompas 31 Mei 2011 tentang kiat ‘Merawat Tas Punggung’. Pada salah satu paragrafnya tertulis : Anda bisa menggunakan cover khusus untuk tas dari bahan parasit yang banyak dijual ..... dst. Setahu saya ‘parasit’ adalah sejenis kuman yang suka menumpang pada mahluk hidup lain dan menghisap makanan daripadanya. Jadi telah terjadi error lagi, yang seharusnya tertulis ‘dari bahan parasut’ tergelincir menjadi ‘dari bahan parasit’.

Apakah topik ini buat Anda remeh temeh dan tidak penting? Saya setuju dengan pendapat Anda, karena saya menulis ini sekedar untuk berbagi (sharing) senyum di kulum menghilangkan kantuk di saat menjelang senja ini. Semoga berkenan.

Catatan Susulan :

Inilah ralat yang dimuat pada Kompas 29 Juli 2011, sehari setelah posting ini ditulis. Terima kasih kepada Kompas yang sudi mengoreksi kesalahan ketiknya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun