Ucapkan kata ‘make love’, maka tak pelak lagi orang akan mengasosiasikannya dengan ‘berhubungan seks’ atau ‘bersenggama’. Apakah istilah ini sedari semula dipakai sebagai eufemisme (bahasa penghalus) dari kata bersebadan? Ternyata tidak demikian adanya, dan sejarah bahasa memperlihatkan bahwa make love ini mengalami evolusi makna dari zaman ke zaman. Ungkapan ini tercatat mulai digunakan di seputar tahun 1590 dan hingga tahun 1900 mengandung makna ‘bercengkerama, berbalas pantun atau saling menggoda antara muda dan mudi yang dirundung kasmaran’. Dalam bahasa Inggrisnya dinamakan flirtation. Jadi di zaman itu, make love ‘aman-aman saja’, paling banter cuma saling berpegangan tangan, atau kalau situasi mengizinkan saling berciuman.