Kita sering menggunakan metafora ‘mabuk kepayang’ untuk melukiskan perangai orang yang sedang dimabuk asmara atau bertingkah laku tidak keruan dan meracau. Sebenarnya apa makna dari ‘kepayang’ ini? Ternyata ‘kepayang’ adalah nama tumbuh-tumbuhan yang buah dan bijinya mengandung zat racun hidrogen sianida. Bila dimakan tanpa melalui proses penghilangan zat beracun, tentu saja akan membuat si pelahap akan mabuk berat bahkan kehilangan nyawanya. Istilah ‘kepayang’ lebih sering dipakai dalam bahasa Melayu, sedangkan dalam bahasa Jawa dinamakan kluwek atau kluwak.
Untuk anda penikmat masakan Jawa Timur tentu tidak asing lagi mendengar hidangan rawon. Rawon ini mempunyai citarasa yang khas karena adanya kluwek ini. Tentu saja biji buah kepayang yang beracun ini harus diproses terlebih dahulu, agar dapat dipakai sebagai bumbu masakan rawon. Caranya, biji buah kepayang ini direbus, selanjutnya ditanam dalam abu dan daun pisang selama kurang lebih 40 hari. Setelah diperam selama 40 hari ini, isi biji kluwek ini akan berubah warna dari kekuning-kuningan menjadi hitam. Oleh karenanya, masakan rawon yang menggunakan isi biji kluwek ini juga berwarna hitam, namun dijamin anda tidak akan mabuk kepayang, karena racun yang terkandung sudah dinetralisir dengan sempurna.