Setiap tahun, pada masa liburan Lebaran, di mana para pembantu rumah tangga mudik ke kampung, istilah ini selalu muncul pada pemberitaan. Pada masa kevakuman PRT ini, banyak keluarga yang kelabakan harus mengerjakan sendiri household chores seperti mengepel, menyikat kamar mandi dan WC, mencuci dan menyeterika pakaian, mencuci piring dan peralatan dapur dsb. Oleh karenanya, kemudian ada “infal” yaitu tenaga pengganti sementara untuk mengerjakan chore ini. Tentu saja mereka tidak murah dan konon digaji Rp 150 ribu per harinya. Pada koran Kompas hari ini, pada judul “Terpaksa merogoh Kocek Lebih Dalam”, saya membaca kalimat sebagai berikut: “Sebenarnya, saya menyewa infal Rp 150.000 per hari selama dua minggu ke depan untuk menjaga rumah agar tidak kosong dan bersih-bersih. Namun, untuk makan, saya dan keluarga lebih suka berbuka di luar karena suasana lebih meriah,” ujar Eva, seorang ibu rumah tangga.