Saya tidak menemukan istilah yang lebih halus untuk menggantikan sebutan “anak kemarin sore” pada fenomena sementara orang yang menerjemahkan/menyadur artikel berbahasa Inggris secara serampangan dan acak kadut. Intinya, mereka ini “masih kekurangan jam terbang” mengalihbahasakan Inggris – Indonesia, sehingga terjadilah saduran yang aneh-aneh. Sekiranya, ada yang merasa tersinggung “per”nya karena kepongahan saya menggunakan istilah “anak kemarin sore”, saya tak akan peduli. Pada artikel senada beberapa waktu yang lalu, saya menyebut mereka dengan “sok pintar” dan “ngawur” dalam pemadanan Inggris – Indonesia dan ternyata ada orang yang merasa dirinya disentil dan dipermalukan. The fact speaks for itself, artinya “kalau dia tersinggung, berarti memang dia termasuk dalam kelompok yang sok pintar dan ngawur dalam menyadur bahasa Inggris.