Sekali lagi saya ingin menyampaikan bahwa posting ini sekadar ingin mendokumentasikan ‘salah ketik” atau “typo” (kependekan dari typographical error) yang kebetulan saya temukan pada suratkabar Kompas. Menurut saya, typo ini ada dua macam, yaitu yang murni salah ketik dan yang kelirumologi. Yang murni salah ketik misalnya, mau mengetik kata “perang” ternyata keliru tertulis “parang”, yang masuk kelompok kelirumologi sifatnya lebih intrinsik, karena ada kesalahkaprahan dalam mindset, sehingga si penulis boleh dibilang akan mengulangi pengejaan yang rancu setiap kali kata bersangkutan muncul dalam tulisannya.