Kadang-kadang saya berpikir mungkin kekeliruan berbahasa Inggris yang selama ini kita lakukan memang disengaja. Artinya, sudah tahu keliru, tetapi tak mau kita perbaiki. Ada kecenderungan membandel, degil dan tutup kuping. Akibatnya kekeliruan berbahasa Inggris (entah dalam pengejaan, pelafalan, penerjemahan dsb) bolak-balik terus berulang terjadi, utamanya di media cetak dan media online. Salah satu contohnya dapat kita lihat pada kesalahan penulisan yang sudah “mengakar” (bahasa Jawa: ngoyot) seperti pada judul berita di kompas.com yang berbunyi “Buat Apa Pesta Rakyat? Jangan Bikin Hurt Feeling..” (lihat pada gambar di atas).