Ucapan “menjadi penulis itu kutukan” saya baca pada komen seorang blogger (yang saya masih ingat namanya, namun tak akan saya sebutkan identitasnya) pada saat saya menulis tentang topik apakah menjadi penulis ini bakat atau bukan, beberapa tahun yang lalu. Ucapan “menjadi penulis itu kutukan” memang terdengar satiris dan sarkastik di hati, meskipun saya yakin blogger tersebut bukan berniat menyindir saya atau siapa pun yang membacanya. Ucapannya ini terekam dalam benak saya, meskipun terus terang saya tak sedikit pun terusik atau merasa perlu merogoh batin (soul-searching) untuk menghayati kedalaman maknanya. Dia sirna begitu saja dari ingatan selama bertahun-tahun. Sampai pada hari ini, sekonyong-konyong kalimat itu muncul kembali dan menggedor pintu hati saya.