2 Januari 2015 23:03Diperbarui: 17 Juni 2015 13:577153
Pukul 7.20 malam pesawat Garuda yang membawa saya dan istri mendarat di bandara Adisucipto, Yogyakarta. Dari Palembang menuju ke Yogyakarta, kami menggunakan connecting flight dengan transit di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Jedah waktu transit di Jakarta menurut itinerary printout hanya sekitar 50 menit dan karena pesawat take off dari Palembang sedikit terlambat dan landing di runway yang baru, di mana untuk sampai ke bandara pesawat harus menempuh waktu sekitar 20 menit, maka begitu melapor di konter transit, maka kami diberitahu bahwa pesawat Garuda ke Yogya sudah boarding. Alhasil, kami bergegas lari sampai hampir putus nafas ke gate F7 karena takut ditinggal pesawat. Fortunately, we make it. Namun, sesampainya di bandara Adisucipto, Yogya, ada kendala yang menghadang. Kami tak bisa menemukan bagasi pada carrousel/conveyer belt (ban berjalan) dan diberi petunjuk untuk melaporkan ke ruang lost and found. Di sini, kami mendapat penjelasan bahwa mengingat sempitnya waktu transit yang ada, maka kopor kami tak sempat dipindahkan ke pesawat jurusan Yogya dan baru akan diangkut pada flight berikutnya yang diperkirakan mendarat pukul 9 malam. Kepada kami ditawarkan dua opsi, tetap menunggu di bandara sampai bagasi tiba atau langsung ke hotel dan bagasi kami nanti diantar ke hotel. Istri saya memutuskan untuk menunggu di bandara, karena semua perlengkapan pakaian dsb ada di dalam kopor. Akhirnya, setelah terdampar (stranded) selama hampir dua jam di bandara, dua kopor yang kami tunggu-tunggu datang jua.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.