Waktu ini, sebuah kapal yang gagah bisa saja tenggelam dalam hitungan detik, tertelan gelombang dan karam tanpa terlihat bekas-bekasnya. Sementara kapal sederhana tampak berlayar damai di lautan ini, meski oleng sesekali ia tak sampai tenggelam. Dalam badai yang kedasyatannya sama ia mampu bertahan…
setiap diri adalah kapal-kapal itu, di dunia fana ini mereka berlayar membentangkan masa depan cita-cita ke jalur yang penuh ombak badai, sesekali terlihat pulau harapan di seberang sana, sebuah titik di kaki horison, timbul tenggelam… harapan yang benar dengan keimanan yang terjaga akan mengantar kapal-kapal itu ke pulau tujuan meski jauh dan penuh ombak, keyakinan mendekatkan yang pasti dan menjauhkan ketidakpastian, harapan yang benar akhirnya akan tertambat di pantai yang benar, sungguh : setiap usaha pasti berbalas sempurna.
Sementara beberapa bersusah payah dengan segala cara, pulau harapan yang lain yang tak jauh, terlihat berwarna dan bercahaya kemilau : begitu menjanjikan… sayang, ketika ia sudah begitu dekat ternyata hanya fatamorgana.
Sajak lautan ini masih akan berirama, mendendangkan keberhasilan sekaligus kegagalan. Di pelabuhan yang mana jiwa ini ditambatkan, disanalah berlabuh segala harapan : titik di kaki horison atau di bercahayanya fatamorgana
(guss.wordpress.com)