Begitupun ibu saya, dengan segala kesabaran dan daya tahannya melahirkan kami 10 anak, lima laki-laki, lima anak perempuan. Pendidikannya tidak sampai SMA, tetapi anak-anaknya didorong agar semuanya selesai sekolahnya. Sayang di usia relatif muda Ibu meninggalkan kami semua. Meninggal dengan tenang, diambil oleh yang Maha Kuasa saat tidur. Bagi saya ibu adalah yang terbaik. Entah mengapa pada saat kematian ibu, begitu membludaknya para pelayat. Dalam benak saya saat itu karena ibu adalah perempuan taat, jarang keluar rumah untuk bergunjing, melahirkan sepuluh anak. Saat meninggal baru kakak tertua yang sudah menikah. Saya masih ingat dimarahi kakak karena ketahuan berantem dengan anak-anak dari SD yang berbeda, tapi ibu menasehati dengan lembut tentang tidak ada yang menang dalam berantem, yang kalah jadi abu yang menang jadi arang.
KEMBALI KE ARTIKEL