Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Di Tepi Jurang, Di Ujung Tanduk.

15 Januari 2021   19:00 Diperbarui: 15 Januari 2021   19:04 183 3


Kemarin tanpa sengaja bertemu sobat lama di jalan.

Perawakan badannya tinggi kurus  menjulang,jadi gampang terlihat. Wajahnya tampan ,berkulit kuning.
Pernah menikah ,tapi cerai karena terpisah jarak.

Tapi yang serem , dia jalan kaki sliweran tanpa masker.

Setelah bertegur sapa dan basa basi. Saya tanya kenapa nggak pakai masker.

Jawabnya santai , " Untuk apa ? " Katanya ,balik bertanya.

Kamu nggak takut kena Corona ? Tanyaku lagi.

Jawabnya sungguh memilukan.

Katanya " Saya nggak takut dan nggak mikir virus corona !

Lalu ngoceh panjang lebar.

Kesimpulan ku awal ,  temanku ini tidak setuju pembatasan sosial.

"Pembatasan sosial  itu pada akhirnya cuma membuat lebih sengsara diri kita", katanya.

Dia jelaskan rinci , meski tidak di PHK . Gaji yang dia terima , sejak berlaku  pembatasan sosial , sebagai bartender resto ,  sebulan cuma seperempatnya. Artinya kalau gaji awal nya 2 juta. Dia terima sekarang sekitar 500 ribu.
Itu karena omzet resto nya menurun sangat drastis.
Bos restonya pun ,tidak bisa berbuat apa apa.
Hari hari Koko cuma menghitung rugi.

Bantuan sosial pun yang dia terima dari pemerintah terasa kurang. Meski bisa untuk perpanjang survivalnya.

Penasaran saya tanya , sejak awal pandemi , nggak pakai masker , emang nggak pernah sakit ?

Jawabnya tegas " Bro ..yang bikin sakit itu  pikiran .
Kita stress ya itu bisa sakit dan tewas.
 Stress berat ya sakit berat.

"Kalaupun gue pernah sakit kepala , pegel pegel , encok , demam itu karena duit gue habis .
Bukan Corona !.

"Gue stress lah ,  nggak ada lagi  duit  untuk makan di warteg dekat kantor  pos yang per porsi bisa budget  6 ribu aja ! Tutupnya.

Sambil menatap kosong wajah temanku ngoceh , lewat orang gila .  Tanpa masker dan baju . Cuma bercelana pendek.
Tapi terlihat tubuhnya bugar.
Bahkan orang gila itu sekali kali tersenyum sendiri.

Entah apa di benak orang gila itu.

Mungkin dia tersenyum  melihat orang waras semua stress.

Kelak semua akan jadi

sehat jasmani , rusak jiwa seperti dia.

Lalu ..

Semua rusak jasmani ,rusak jiwa.

Lalu punah sama sama.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun