Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Percaya Ramalan Sama Saja Makan Daging Babi?

3 Januari 2011   07:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:00 696 0
Di awal pergantian tahun ini ternyata juga merebak ramalan-ramalan terkait nasib dan peruntungan. Apakah Anda termasuk yang mempercayai ramalan-ramalan itu?

"Ah nggak terlalu percaya kok... cuma kalau diramal baik-baik saja ya jadi seneng gitu rasanya..." kata seorang teman.  "Kan kita jadi percaya diri gitu...." lanjutnya.

"Terus kalau ramalannya jelek gimana?" tanyaku.

"Ya tidak percaya lah dan nggak usaha diambil hati, atau dipikirin lah pokoknya..." katanya.

Aneh bukan? Kita maunya hanya bernasib baik saja... Kalau bernasib sial tidak mau... Lalu apa artinya ujian dan cobaan dari Tuhan kepada hamba-Nya yang beriman? "Ah itu masalah nanti... yang penting kita jadi bersemangat telah diramal yang baik-baik...." katanya masih terus begitu....

Apakah Anda punya pemikiran yang sama dengan teman saya itu? Kalau iya, betapa naifnya.... Melihat peruntungan dan nasib berdasar nama, tulisan, atau terawangan orang... Ya hanya "orang" yang notabene dia sendiri tidak tahu nasib ke depannya seperti apa?

"Coba deh ditanya para peramal itu, dia tahu nasibnya di masa depan ndak, dia tahu kapan matinya ndak? Pasti ndak tahu....... " kataku setengah tertawa. "Mau aja percaya sama gituan...."

Meskipun kita harus mempercayai hal yang gaib, tetapi hanya Allah lah yang mengetahui hal-hal gaib tersebut. Seperti yang termaktub dalam AlQuran diantaranya.

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. (QS 72: 26)

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). (QS 6: 59)

Tak jarang kita juga memforward lewat email atau FB seputar ramalan-ramalan seperti itu? "Iseng saja... percaya boleh tidak juga boleh...." kata seorang teman yang memforward kepadaku....

"Yahhh....  itu sih sama saja memberi daging babi ke orang lain...." Saya menganggapnya begitu karena sama-sama haramnya (sesuai ajaran dalam agama Islam).  Percaya ramalan berarti percaya pada selain Tuhan, karena yang tahu hal-hal gaib itu hanya Allah semata.  Percaya ramalan sama saja artinya mempersekutukannya. Anda sudah tahu bukan risiko mempersekutukan Tuhan...?

Memberi orang lain daging babi yang haram, walaupun ditambahin pesan "dimakan boleh, tidak dimakan juga ndak papa" rasanya tak beda jauh dengan mengirim/memfoward ramalan kepada orang lain yang diberi pesan "percaya boleh, tidak juga boleh".  Apalagi jika itu adalah tentang ramalan dengan kartu tarot lah, menghadirkan para abnormal, lalu direlay oleh staisun televisi, betapa meluasnya penyebaran daging babi itu...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun