Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

"Bonus" Hak OB Juga...

5 Mei 2011   00:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:04 258 1
"Gimana... kita kebagian gak bagi-bagi BONUS-nya tahun ini ya? Wahhh... Hari ini para bos-bos pemegang saham pada ngumpul nih... kayaknya sih bagi-bagi keuntungan perusahaan.... hehehe," seloteh seorang karyawan sebuah perusahaan yang bekerja sebagai office boy (OB1). Temannya (office boy 2) bilang "Halaahhh.. kita ini siapa? Kita itu KACUNG atau JONGOS. Jangan ngarep banget dapat bonus...." Obrolan pun menjadi lebih seru.

"Loh... jelek-jelek begini kita punya andil loh pada keuntungan perusahaan kita..." kata OB1.

"Coba apa andil kita?" tanya OB2.

"Kebersihan toilet contohnya.... adalah parameter sebuah perusahaan dengan citra yang baik," kata OB1.

"Bayangin saja bila perusahaan maju dengan omzet yang hebat, tapi toiletnya berantakan dan jorok, apa kata para tamu dan relasi....? Bisa jadi mereka berpindah ke perusahaan lainnya deh..." lanjutnya.

"Lalu apa hubungannya dengan keuntungan perusahaan?" tutur OB2.

"Ya iyalah lah lewat kebersihan dan kerapian kita mendukung kinerja dan performance para karyawan secara umum, dan kesetiaan para tamu, relasi, dan konsumen," jelas OB1.

"Ya kalau setiap ada pembagian SHU bos kita selalu ganti mobil.... ya paling tidak kita sesekali bisa makan enak sedikit di warung Padang lah sekali-kali .. tidak di Warteg terus....hahaha" ungkap OB1.

"Makanya kita jangan ngarep.... syukur-syukur kita 'kecipratan' bonus itu..... kalau tidak ya biar keringat kita itu dibayar langsung oleh Tuhan lah..." papar OB2 dengan nada lemah.

"Paling tidak ada keringat kita saat kantor kita bisa punya membangun gedung baru.... Itu sudah membuat aku bangga!" jelas OB1 yang diiyakan dengan anggukan oleh OB2.



Bila memang ada "andil" ataupun "kontribusi" jerih payah dan keringat dari OB-OB tersebut alangkah baiknya hal itu menjadi perhatian perusahaan. Bagaimana bila ditunda-tunda atau bahkan diabaikan?  Tidak kah kita ingat sabda Nabi Muhammad SAW untuk hal ini.

"Bayarlah kepada pekerja upahnya sebelum kering keringatnya dan beritahukanlah berapa upahnya, ketika dia masih bekerja,”(HR. Baihaqi).




Nabi mengecam bagi majikan yang menahan gaji. Sabdanya: ''Tiga orang yang aku musuhi pada hari kiamat nanti, adalah orang yang telah memberikan karena aku, lalu berkhianat; orang yang membeli barang pilihan, lalu ia makan kelebihan harganya; serta orang yang mengontrak pekerja kemudian pekerja tersebut menunaikan transaksinya sedangkan upahnya tidak diberikan.'' (HR Imam Bukhari, dari Abu Hurairah).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun