Tidak sedikit ada cerita mengenai orang yang meninggal setelah dikerok karena gejala yang mirip-mirip masuk angin. Tapi setelah diperiksa dokter orang yang dikira meninggal karena masuk angin itu ternyata meninggal karena "Angin duduk" atau penyakit jantung (serangan jantung).
Ada tiga teman/kenalanku yang meninggal akibat angin duduk ini. Mendadak dan tak terduga. Satu sedang bersepeda. Satu sedang berenang. Satu lagi setelah sebelumnya terlihat sehat dan segar bugar. Mereka terkena serangan jantung. Yang dua masih relatif muda, di bawah usia 40 tahun.
Ternyata masuk angin itu berbeda dengan angin duduk. Pertolongan terhadap gejala masuk angin (seperti kerokan) ternyata tidak tepat dilakukan pada penderita angin duduk.
Menurut Wikipedia, masuk angin adalah suatu penyakit yang disebabkan karena berkumpulnya gas yang tidak merata di dalam tubuh. Penyakit ini mirip influenza karena gejala dan penyebabnya hampir sama. Biasanya penyebab utamanya adalah udara dingin yang berlebihan. Contohnya adalah terlalu lama di ruangan AC, hujan-hujanan, cuaca yang dingin, terlalu kelelahan, dan lainnya. Gejala masuk angin antara lain : Tubuh terasa tidak nyaman, selalu merasa kedinginan (terutama di ujung jari kaki dan tangan), cegukan, perut kembung, mudah lelah, sering mengantuk, pilek, demam, diare.
Pengobatan yang biasanya dilakukan adalah dengan diurut, digosok dengan minyak gosok, atau minum air hangat. Selama menderita masuk angin, penderita tidak boleh berada di ruangan dingin (terutama ruangan AC) dan tidak boleh terlalu lelah.
Sementara Angina pektoris atau disebut juga Angin Duduk adalah penyakit jantung iskemik didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam iokardium. Gangguan tersebut bisa karena suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis koroner atau apsme arteria koroner) atau kebutuhan oksigen yang meningkat. Sebagai manifestasi keadaan tersebut akan timbul Angina pektoris yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard.
Konon, jika kita tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya jangan beraktivitas fisik apa pun, termasuk berhubungan seks. Lalu, apa yang harus dilakukan? Segera pergi ke rumah sakit yang menyediakan fasilitas penanganan Gawat darurat jantung. Bahkan disarankan, tidak boleh lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.
Sindrom serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru akhir banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal, penderita bisa meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda sakit.
Apa gejala angin duduk? Di antaranya adalah muncul keluhan nyeri di tengah dada, seperti: rasa ditekan, rasa diremas-remas, menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan, serta ulu hati, serta rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin.Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag.
Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi).Penyempitan ini disebabkan oleh: adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi, sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah, vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus, serta Infeksi pada pembuluh darah. Penyempitan mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam jantung.Ketidak-seimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya disebut angina. (ref: doktersehatdotcom)
PENCEGAHAN yang TEPAT!
Tentu saja, pencegahan adalah tindakan tepat! Yaitu dengan gaya hidup sehat, mengonsumi makanan seimbang dan menyehatkan serta cukup berolahraga dan beristirahat. Gejala-gejala awal angin duduk yang akhirnya bisa berakibat fatal terkadang tidak kita gubris! Nah jika sampai datang serangan yang berikutnya (tahap kedua dst), baru deh kita kelimpungan…. Padahal serangan seperti ini biasanya relatif berat/susah penangannya…
Pencegahan sudah kita lakukan... tapi seringnya tidak berjalan mulus. Tidak berjalan secara total (menyeluruh). Tidak sedikit kita menemui kenyataan ada orang yang rajin berolah raga, tapi juga tetap rajin merokok (bahkan bisa menghabiskan satu bungkus rokok dalam 1-2 hari) dan minum kopi misalnya. Ada yang sangat memperhatikan pola makannya, tetapi jarang sekali berolah raga. Padahal semuanya itu perlu dilakukan secara seimbang dan rutin. Ya kata kuncinya rutin! Karena ternyata otot itu punya memori yang oleh Rhenald Kasali disebut dengan ”myelin”. Dimana jika otot jika sudah dibiasakan olah raga, secara otomatis dia akan ”menagih” (mendorong) si empunya untuk tetap berolah raga.... Dan tentu menyeluruh (seimbang), memperhatikan kesehatan fisik juga kesehatan mental/pikiran..
Mohon pencerahan bila kurang sempurna demi TUJUAN UTAMA mendorong kita untuk lebih memperhatikan kesehatan diri sendiri dan orang-orang yang kita cintai di sekitar kita. Semoga bermanfaat . . . .