"Mengapa malah Bambang yang terus dimainkan?" lanjutnya. Aku menimpali "Padahal Gonzales kayaknya sudah kecapean loh nafasnya ngos-ngosan, mungkin karena usianya sudah lumayan berumur ya.... apalagi sudah mendapat kartu kuning.... kan jadi berisiko. Kenapa tidak diganti saja dengan Yongki ya.. padahal Indonesia kan masih ada jatah satu pemain pengganti lagi...??"
"Ooooo... Untuk Gonzales memang dipertahankan untuk menjaga mental teman-temannya. Kita lihat di pertandingan Kamis malam betapa Gonzales sangat tenang sekali ketika diprovokasi oleh pemain Filipina.... Itu sungguh luar biasa!! Entah kalau yang diprovokasi pemain Indonesia yang lain.. bisa-bisa terpancing," kata Udin mantap.
"OOooo begitu ya... Tapi benar-benar kasihan itu Gonzales.. kelihatan kecapean banget.." ujarku.
"Kalau Bambang.. barangkali ada titipan dari sponsor kali hehehehe..." kelakar Udin yang lalu di-iyakan oleh Kenu. "Dia kan jadi ikon salah satu sponsor, jadi bagaimana kalau tidak dimainkan? apalagi sudah ada spanduk besar yang memuat gambarnya... Barangkali dimainkannya Bambang itu juga untuk memuaskan hati para The Jak...." sambung Kenu.
Aku nyambung, "Bambang seharusnya ikut turun juga mengejar bola... jangan hanya menunggu umpan. Gonzales dan Irfan pun mau mengejar bola kok..." Bener gak sih pendapatku ini??
"Mudah-mudahan Riedl memberi kesempatan kepada Yongki. Barangkali jika timnas kita sudah unggul cukup telak, Riedl baru berani menurunkan Yongki, dan pemain cadangan lainnya."
"Aku sih berharap ada pemain naturalisasi lagi di timnas Indonesia. Ya.... Paling tidak untuk posisi gelandang (pemain tengah), dan atu libero (center back)..." kataku.
"Eh... jangan salah.. Vagundez kan sudah dirayu-rayu tuh ma Gonzales untuk ikut juga ikutan program nautralisasi.. Orang dia pernah bilang golnya itu untuk Vagundez kok...." jawab si Kenu. "Iya untuk posisi libero dan pemain tengah itu juga sudah banyak potensinya.. Tinggal menunggu waktu aja sih kayaknya..." kata Udin.
"Eh.. ngomong-ngomong kemarin ada kabar baik... Kantor mau mengalihkan dana main bola lapangan ke futsal loh..." kata Udin. "Wah jadi asyik dong main futsal kita.." jawab Kenu.
"Nanti aku bener-bener siap deh kalau main futsal.. Kemarin tuh aku ndak siap.. jadi mainnya ya seadanya kayak gitu... Kebobolan banyak banget.. hehehe," candaku.
"Baru main futsal sebentar segitu aja kamu dah ngos-ngasan.... makanya jangan seenaknya ngata-ngatain pemain timnas Indonesia. Kalau kita biasa main bola atau futsal kita jadi ngerti, bagaimana rasanya para pemain Indonesia itu bermain di lapangan...." papar Kenu.
"Iya.. yah... Kita kalau nonton tuh suka gemes sendiri.. bahkan ngata-ngatain bego, gitu aja ndak bisa, dan banyak sumpah serapah lainnya...." kataku.
Asyik juga ngobrol di Warteg. Bisa leluasa menumpahkan unek-unek, seiring harapan ide-ide ini bisa dijalankan oleh pelatih fenomenal timnas Indonesia, Alfred Riedl. Ya paling banter cuma bisa berharap. Tapi entah tahun baru nanti. Ketika warteg sudah dipajakin. Tidak tahu tongkrongan orang-orang kecil (pinggiran) nyaman mana lagi selain warteg ini.....
"Nasib..nasib.. jadi rakyat jelata...." gumamku dalam hati sambil membulatkan tekad untuk mulai rajin main futsal lagi... nyari keringat...sekaligus belajar memahami betapa sulit dan capeknya orang yang main bola...